ACEH, KOMPAS.TV - Bukan hanya peci, permintaan kain sarung juga terus meningkat menjelang Lebaran di Banda Aceh. Salah satunya adalah Ija Kroeng, kain sarung produksi UMKM lokal Aceh yang semakin diminati dan banyak dipesan oleh pembeli dari berbagai daerah di Indonesia.
Bagi masyarakat Aceh, kain sarung telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya berbusana, baik pada hari besar keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Kini, tidak hanya orang tua, tetapi juga anak muda mulai tertarik menggunakan celana sarung.
Ijakroeng merupakan produk lokal yang mulai diproduksi sejak tahun 2015. Kini, Ijakroeng semakin dikenal, tidak hanya di Aceh tetapi juga secara nasional. Penjualan dan pemesanan sudah dilakukan secara daring maupun luring. Ramadan dan Lebaran kali ini, Ija Kroeng meluncurkan beberapa seri terbaru untuk menyambut satu dekade kehadirannya. Salah satu motif yang ditonjolkan adalah motif "Emun," yang tersedia dalam bentuk kain sarung reguler, kain sarung ikat, dan celana sarung.
Harga kain sarung Ijakroeng dibanderol mulai dari Rp300 ribu hingga Rp500 ribu. Motif Emun sendiri memiliki makna sebagai lambang kesetiaan dalam masyarakat Gayo, yang selaras dengan tujuan utama Ijakroeng dalam mengkampanyekan kain sarung untuk semua usia.
Selain itu, ada juga Ijakroeng Tenun, produk premium dari Ijakroeng yang memiliki peminat khusus, meskipun harganya mencapai jutaan rupiah per kain. Tahun ini, permintaan untuk kain sarung tenun meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: “Perang Sarung” Antarremaja di Bulan Ramadan
#sarung #lebaran #idulfitri
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.