CANBERRA, KOMPAS.TV - Meski membentuk pakta pertahanan AUKUS (Australia, Inggris dan Amerika Serikat), namun Australia ternyata tak bakal bantu Amerika Serikat (AS) terkait potensi perang di Taiwan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles.
Komentar itu diungkapkan Marles ketika ia melanjutkan untuk membela rencana multidecade Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir, dengan bantuan AS dan Inggris, antara sekarang hingga pertengahan 2050.
Marles yang juga merupakan Menteri Pertahanan Australia mengatakan pada Minggu (19/3/2023), terkait pembangunan militer China yang cepat dan membentuk lanskap strategis tempat kita tinggal.
Baca Juga: Kemarahan Warga Bali ke Turis Rusia Jadi Perhatian Media Barat, Soroti Ulah Buruk Mereka
Pada sisi lain, Marles mengatakan ia tak akan berspekulasi mengenai masa depan konflik terkait Taiwan.
Ia berargumen bahwa itu adalah pertanyaan yang terpisah.
Taiwan merupakan kepulauan dengan pemerintahannya sendiri, namun China terus menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari negara itu.
Presiden China, Xi Jinping bahkan terus menegaskan akan berusaha melakukan reunifikasi dengan Taiwan.
AS sendiri walau mengikuti kebijakan "Satu China", tetap memberikan dukungan terhadap Taiwan untuk mempertahankan kedaulatannya.
Tetapi Marles menegaskan Australia tak berkomitmen bergabung dengan AS terkait kemungkinan konflik Taiwan.
“Jawaban untuk itu jelas tidak (terkait komitmen dengan AS terkait Taiwan),” kata Marles dikutip dari The Guardian.
“Tentu saja tidak, dan juga tidak mencarinya. Saya telah mendengarkan dugaan itu dari sejumlah komentator. Itu jelas salah,” tambahnya.
Pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri China, Qin Gang menegaskan Taiwan merupakan bagian dari "wilayah suci China".
Baca Juga: Ledek Putin yang Berpidato dengan Mi di Kuping, Politikus Rusia Didenda
Ia juga memperingatkan bahwa konflik dan konfrontasi akan terjadi jika AS terus melanjutkan untuk berada di jalur yang salah.
Marles enggan menyebut China sebagai ancaman bagi jalur pelayaran Australia.
Tetapi ia berpendapat bahwa Beijing berusaha untuk membentuk dunia di sekitarnya dengan cara yang belum pernah terlihat dekade terakhir.
Marles pun mengatakan China telah menciptakan pulau buatan dan menegaskan kedaulatan dengan cara yang tak konsisten dengan Konvensi PBB tentang hukum laut atau putusan pengadilan internasional pada 2016.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.