WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pesawat Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) dilaporkan diadang jet tempur China di atas Laut China Selatan, Jumat (24/2/2023).
Pesawat AL AS dilaporkan terbang di atas Laut China Selatan selama beberapa jam dan kemudian mendapatkan peringatan lewat radio.
Peringatan itu muncul dari stasiun darat Angkatan Udara China.
“Tak boleh mendekati lebih dekat lagi, atau Anda harus membayar tanggung jawab penuh,” bunyi peringatan tersebut, dikutip dari NBC News.
Baca Juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Tentara Asing Ukraina Tak Menyesal Bertempur Lawan Pasukan Putin
Setelahnya, jet tempur J-11 China mendekati dari sayap kiri, terbang berdampingan dengan pesawat patroli AS, P-8 Poseidon, selama lebih dari sejam.
Jet tempur China mendekati pesawat AS itu setelah melewati kepulauan tak berpenghuni yang diklaim oleh China dan negara tetangganya.
Menurut pejabat AS, pertemuan tersebut semakin sering terjadi ketika China dan AS berusaha membuat pengaruh di kawasan Pasifik.
Laut China Selatan, yang merupakan lokasi strategis, semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara ekonomi besar dunia itu.
Keduanya telah bentrok dalam segala hal mulai dari masalah Taiwan hingga perang di Ukraina.
Di dalam pesawat AS, para perwira menganalisis gambar radar dari kamera khusus yang ditempelkan di luar pesawat saat melewati Kepulauan Paracel, melintasi Laut China Selatan, sebelum kembali ke Pangkalan Udara Kadena, Okinawa, Jepang.
Menurut komandan pesawat pengintaian AS, Kapten Will Toraason, ketika pesawat China mendekat, mereka langsung berkomunikasi.
“Biasanya kami tak mendapat respons, terkadang kami tak mendapat respons non-verbal,” ujar Toraason.
“Tetapi biasanya kami berusaha melakukan pertemuan yang aman dan profesional, sementara kami melakukan operasi di wilayah udara internasional,” tambahnya.
China yang memiliki angkatan laut terbesar di dunia, mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan.
Padahal, pengadilan internasional dalam putusan pentingnya pada 2016 menyatakan banyak klaim Beijing tak memiliki dasar hukum.
Sikap Beijing itu membuat marah sejumlah negara di kawasan yang memiliki sengketa teritorial dengan China.
Baca Juga: China Ingin Rusia dan Ukraina Berdamai, Ajukan 12 Poin Penyelesaian
AS dan banyak tetangga China, menuduh Beijing menggunakan strategi zona abu-abu, yang bukan merupakan tindakan perang yang sah, untuk mengintimidasi negara lain, dan menegaskan kontrol yang lebih besar atas wilayah tersebut.
Sebagai tanggapan atas ulah China, AS secara teratur mempraktikkan kebebasan navigasi dan operasi lainnya di perairan dan wilayah udara internasional.
China mengatakan pihaknya melindungi kedaulatan dan kepentingan maritimnya, dan pengintaian jarak dekat oleh pesawat dan kapal perang AS, mengancam keamanan nasionalnya, serta merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.
Pembangunan pulau buatan oleh China dalam beberapa dekade terakhir telah memudahkan penjaga pantai dan milisi maritim mereka melakukan patroli harian.
Sumber : NBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.