Menurut komandan pesawat pengintaian AS, Kapten Will Toraason, ketika pesawat China mendekat, mereka langsung berkomunikasi.
“Biasanya kami tak mendapat respons, terkadang kami tak mendapat respons non-verbal,” ujar Toraason.
“Tetapi biasanya kami berusaha melakukan pertemuan yang aman dan profesional, sementara kami melakukan operasi di wilayah udara internasional,” tambahnya.
China yang memiliki angkatan laut terbesar di dunia, mengeklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan.
Padahal, pengadilan internasional dalam putusan pentingnya pada 2016 menyatakan banyak klaim Beijing tak memiliki dasar hukum.
Sikap Beijing itu membuat marah sejumlah negara di kawasan yang memiliki sengketa teritorial dengan China.
Baca Juga: China Ingin Rusia dan Ukraina Berdamai, Ajukan 12 Poin Penyelesaian
AS dan banyak tetangga China, menuduh Beijing menggunakan strategi zona abu-abu, yang bukan merupakan tindakan perang yang sah, untuk mengintimidasi negara lain, dan menegaskan kontrol yang lebih besar atas wilayah tersebut.
Sebagai tanggapan atas ulah China, AS secara teratur mempraktikkan kebebasan navigasi dan operasi lainnya di perairan dan wilayah udara internasional.
China mengatakan pihaknya melindungi kedaulatan dan kepentingan maritimnya, dan pengintaian jarak dekat oleh pesawat dan kapal perang AS, mengancam keamanan nasionalnya, serta merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.
Pembangunan pulau buatan oleh China dalam beberapa dekade terakhir telah memudahkan penjaga pantai dan milisi maritim mereka melakukan patroli harian.
Sumber : NBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.