YERUSALEM, KOMPAS.TV – Serangan Israel ke kota Nablus, Palestina, menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai puluhan orang lainnya, Rabu (22/2/2023). Ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah dalam satu tahun terakhir dan membuka kemungkinan adanya pertumpahan darah lebih lanjut.
Polisi Israel mengatakan akan meningkatkan kewaspadaan, sementara Hamas menyatakan kesabarannya sudah habis. Sedangkan kelompok Jihad Islam bersumpah akan membalas serangan Israel ini.
Di antara korban tewas adalah dua pria Palestina berusia 72 dan 61 tahun. Selain itu, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun juga tewas dalam serangan ini. Operasi selama empat jam tersebut meninggalkan kerusakan luas di pasar yang telah berusia ratusan tahun. Nablis merupakan kota yang dikenal sebagai kubu militan.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat seorang petugas medis yang berusaha menyelamatkan seorang korban tewas. Kemudian dia menyadari bahwa pria tersebut adalah ayahnya. Video amatir lain memperlihatkan dua pria tak bersenjata ditembak ketika sedang berlari di jalan.
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Mati 6 Warga Palestina, 50 Terluka karena Peluru Tajam
Israel telah melakukan peningkatan penangkapan gerilyawan yang dicari di Tepi Barat. Hal ini dilakukan sejak serangkaian serangan mematikan Palestina di Israel pada musim semi lalu.
Para pejabat Israel menyebut operasi ini “memotong rumput,” dengan mengatakan bahwa mereka perlu melakukan serangan untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk.
Militer Israel mengatakan, mereka memasuki Nablus untuk menangkap tiga militan yang diduga melakukan serangan pada penembakan sebelumnya. Tersangka utama dicari dalam pembunuhan seorang tentara Israel musim gugur lalu.
Militer biasanya melakukan penggerebekan pada malam hari untuk mengurangi risiko korban sipil. Namun juru bicara militer Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan pasukan bergerak cepat setelah dinas intelijen melacak orang-orang itu di tempat persembunyian.
Baca Juga: Serbu Berbagai Titik di Tepi Barat, Tentara Israel Tembak Mati Seorang Pemuda Palestina
Hecht mengatakan pasukan Israel mengepung sebuah gedung dan meminta orang-orang untuk menyerah, tetapi mereka malah melepaskan tembakan. Seorang militan yang mencoba melarikan diri dari gedung ditembak dan dibunuh. Dia mengatakan militer kemudian menembakkan rudal ke rumah tersebut, meratakan bangunan dan membunuh dua orang lainnya.
Masuknya korban luka membanjiri Rumah Sakit Najah di kota itu. Ahmad Aswad, yang merupakan kepala perawat di Rumah Sakit di Najah, dia melihat banyak pasien tertembak di dada, kepala, dan paha. "Mereka menembak untuk membunuh," katanya seperti dikutip dari the Associated Press.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.