Sang adik sendiri kemudian berhasil keluar dari reruntuhan tersebut.
“Tetapi ia tak bisa keluar,” katanya, seraya menambahkan Osman Enes berada di rumah sakit saat gempa 1999 terjadi.
“Ia lahir saat gempa tersebut, dan meninggal pada gempa ini. Hati saya sangat terbakar,” ujarnya.
Emirhan, yang cedera karena gempa itu mengatakan ia tidur di tempat yang sama dengan saudaranya saat gempa terjadi.
Ia mengatakan begitu takut saat guncangan terjadi.
“Ketika gempat terjadi, kami saling memeluk. Saya pingsan beberapa kali. Saya mendengar suara gedung ambruk. Saya melihat saudara saya terbaring di samping, tak bernyawa,” tuturnya.
Ironisnya, keluarga tersebut pindah ke rumah itu tiga hari sebelum gempa bumi menerjang.
Baca Juga: Dijuluki Gadis Ajaib, Sosok Ini Selamat Usai Terjebak 10 Hari di Bawah Reruntuhan Gempa Turki
“Kami barui tiba pada Jumat. Kami baru mengisi rumah pada Sabtu dan Minggu, jadi kami sangat lelah. Saya bangun untuk salat pada pukul 3 pagi saat gempa. Dan tiba-tiba saja terjadi,” ujar ayah Osman Enes, Mehmet Basturk.
“Tiba-tiba gedung rubuh. Saya keluar dengan segala cara. Saya kedinginan. Seorang supir datang dan memberikan jaket. Kemudian kenalan datang, menyelamatkan saya dan anak bungsu saya. Jika mereka tak datang, keluarga saya pasti mati,” tambahnya.
Kementerian Kesehatan Turki sendiri mengumumkan sebanyak 4.627 bayi telah lahir di zona gempa sejak bencana terjadi.
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.