DAMASKUS, KOMPAS.TV - Kepala Bulan Sabit Merah Suriah Khaled Hboubati mendesak negara-negara Barat untuk mencabut blokade dan sanksi kepada pemerintah Suriah. Hal tersebut demi membuka arus bantuan internasional ke wilayah Suriah yang terdampak gempa.
Hboubati mendesak Uni Eropa agar mencabut sanksi karena gempa 7,8M yang melanda pada Senin (6/2/2023) lalu berdampak dahsyat, baik di wilayah pemerintah ataupun pemberontak.
Hboubati menyebut organisasinya siap menyalurkan bantuan ke setiap wilayah Suriah, termasuk wilayah yang tidak dikontrol pemerintah.
Wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah telah didatangi bantuan dan regu penyelamat berbagai negara, termasuk sekutu utama Bashar Al-Assad, Rusia. Uni Emirat Arab, Irak, Iran, dan Aljazair diketahui juga telah mengirim pesawat berisi bantuan ke Damaskus.
Baca Juga: Derita Gempa Suriah: Penyaluran Bantuan Terhambat Zona Konflik dan Sanksi Barat
Meskipun demikian, sanksi dan blokade Barat tetap saja menyulitkan penyaluran bantuan ke korban gempa. Hboubati menyebut sanksi-sanksi yang ada memperparah "situasi kemanusiaan yang sulit" di Suriah.
Bahkan tidak ada bahan bakar untuk mengirim konvoi (bantuan dan regu penyelamat). Ini dikarenakan blokade dan sanksi," kata Hboubati dikutip Associated Press.
Secara teori, penyaluran bantuan ke wilayah yang dikuasai pemerintah tidak dihalangi sanksi. Pasalnya, baik Uni Eropa ataupun Amerika Serikat (AS) mengatur pengecualian untuk bantuan kemanusiaan.
Akan tetapi, realitanya, situasi di lapangan lebih rumit. Peneliti dari Century International, Aaron Land bayangan sanksi masih membayangi pihak-pihak yang menjadi perantara bantuan kendati ada pengecualian.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.