JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekitar 80 warga negara Indonesia (WNI) korban gempa Turki di Kota Gaziantep dan Kota Kahramanmaras dievakuasi karena tak kebagian tempat di safe house atau rumah aman setelah bangunan yang mereka tinggali luluh lantak.
Padahal, menurut Duta Besar Indonesia di Turki, Lalu Muhammad Iqbal, sejak dua minggu terakhir cuaca ekstrem melanda negara tersebut.
Badai salju, kata Iqbal, beberapa kali terjadi di negara yang berada di antara benua Asia dan Eropa itu. Kini, suhu berkisar antara 4 derajat hingga -7 derajat Celsius di lokasi gempa disertai badai salju.
Ia menjelaskan, 40 orang WNI di Kota Gaziantep tak kebagian rumah aman dari Pemerintah Turki yang telah kelebihan kapasitas. Oleh karena itu, mereka terpaksa tinggal di tempat-tempat fasilitas publik, misalnya masjid dan stadion.
"Saat ini mereka tinggal di masjid, di stadion olah raga, dan sebagainya. Kami sudah komunikasi dan kami minta mereka untuk berkumpul di satu poin dan akan kami jemput," kata Iqbal dalam jumpa pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) di Jakarta, Selasa (7/2) dipantau dari Breaking News Kompas TV.
Sebagian dari 40 WNI tersebut merupakan mahasiswa yang juga tinggal di asrama. Seperti halnya puluhan ribu bangunan lain, sejumlah asrama mahasiswa itu juga hancur lebur.
Baca Juga: Update Gempa Turki: 5 WNI Hilang Kontak, Termasuk Seorang Ibu dengan 2 Anak
Senasib, sebanyak 40 orang dari total 140 WNI di Kota Kahramanmaras juga terpaksa tinggal di tenda-tenda yang dibangun di lapangan.
"Sementara yang 40 ini di tenda-tenda di lapangan, sedangkan kondisi cuaca saat ini sedang tidak bersahabat, maka kami putuskan untuk dievakuasi," jelasnya.
Cuaca ekstrem yang sedang terjadi di Turki, kata Iqbal, menyulitkan upaya evakuasi korban gempa.
"Selain magnitudo gempa ini luar biasa besar, diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan sudah hancur sejauh ini, cuaca juga sangat ekstrem," terangnya.
"Dalam dua minggu terakhir ini memang terjadi badai salju, hingga sulit sekali untuk melakukan pergerakan-pergerakan meskipun kita lihat Pemerintah Turki sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan berbagai upaya," imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.