“Saya bahkan akan mengatakan bahwa kita sedang melihat krisis besar,” katanya. “Tingkat ketidaksetaraan ini sungguh keterlaluan dan tidak berkelanjutan.
“Pemerintah harus mengubah kebijakannya, karena jika tidak, tidak ada keraguan jalan yang ada saat ini akan membawa kita pada bencana dan meningkatnya ketidaksetaraan.”
Sebanayak 1 persen teratas dunia meraih hampir dua pertiga dari USD42 triliun kekayaan baru yang diciptakan sejak tahun 2020, kata Oxfam dalam laporan globalnya, yang hampir dua kali lipat jumlah uang yang diperoleh dari gabungan 99 persen sisanya.
Kekayaan miliarder meningkat sebesar USD2,7 miliar per hari, kata laporan itu.
Baca Juga: 10 Orang Terkaya di Dunia 2022, Elon Musk Disalip Bos Luis Vuitton
Di India, kekayaan orang terkaya di negara itu, Gautam Adani, naik 46 persen tahun 2022.
Namun orang India yang miskin dikenai pajak lebih banyak, sedangkan orang kaya mendapat manfaat dari pembebasan pajak.
Sekitar 64 persen total pajak barang dan jasa di negara itu berasal dari separuh populasi terbawah, kata laporan itu, sementara hanya 3 persen berasal dari 10 persen teratas.
Laporan Oxfam, bagaimanapun, gagal menangkap realitas situasi di India, kata ekonom Arun Kumar.
“Kesenjangan pendapatan jauh lebih besar daripada yang tercermin dalam penelitian ini,” kata Kumar kepada Arab News, seraya menambahkan angka yang dilaporkan tidak mencerminkan sumber pendapatan lain, seperti yang diperoleh secara ilegal.
Kumar mengatakan ketimpangan kekayaan menunjukkan perbedaan pendapatan yang meningkat di India, yang mungkin menyebabkan ekonomi lebih lambat.
“Kesenjangan pendapatan menyebabkan kekurangan permintaan dalam perekonomian,” kata Kumar. "Konsekuensinya adalah ekonomi akan melambat."
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.