KIEV, KOMPAS.TV — Pemerintah Rusia pada Sabtu (3/12/2022) menolak mentah-mentah pembatasan harga pembelian minyak Rusia yang ditetapkan oleh pendukung Barat Ukraina dan mengancam untuk berhenti memasok negara-negara yang mendukung kebijakan tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, Australia, Inggris, Kanada, Jepang, Amerika Serikat, dan 27 negara Uni Eropa hari Jumat sepakat membatasi harga yang akan mereka bayarkan untuk minyak Rusia sebesar $60 per barel. Batas tersebut mulai berlaku Senin, bersamaan dengan embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia yang dikirim melalui laut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia perlu menganalisis situasi sebelum memutuskan tanggapan khusus, tetapi tidak akan menerima batas atas harga.
Perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, memperingatkan, pendukung kebijakan Eropa akan menyesali keputusan mereka.
"Mulai tahun ini, Eropa akan hidup tanpa minyak Rusia," cuit Ulyanov. "Moskow menjelaskan mereka tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang mendukung pembatasan harga anti-pasar. Tunggu, Uni Eropa akan segera menuduh Rusia menggunakan minyak sebagai senjata."
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sementara itu, hari Sabtu menyerukan batas harga yang lebih rendah, mengatakan yang diadopsi oleh UE dan ekonomi terkemuka Kelompok Tujuh tidak cukup jauh.
“Penting untuk menurunkannya menjadi $30 (per barel) untuk menghancurkan ekonomi musuh lebih cepat,” Andriy Yermak, kepala kantor Zelenskyy, menulis di Telegram, mempertaruhkan posisi yang juga dimiliki Polandia, negara pengkritik terkemuka Presiden Rusia Vladimir Putin pada perang di Ukraina.
Baca Juga: Teruji di Perang Rusia-Ukraina, Estonia Beli Sistem Roket HIMARS dari AS
Di bawah sanksi hari Jumat, perusahaan asuransi dan perusahaan lain yang diperlukan untuk mengirimkan minyak hanya akan dapat menangani minyak mentah Rusia jika harga minyak berada pada atau di bawah batas yang ditetapkan.
Sebagian besar perusahaan asuransi berlokasi di Uni Eropa dan Inggris Raya dan mungkin diminta untuk mematuhi batas atas.
Kedutaan Besar Rusia di Washington bersikeras minyak Rusia "akan terus diminati" dan mengkritik batas harga sebagai "membentuk kembali prinsip dasar berfungsinya pasar bebas".
Sebuah unggahan di saluran Telegram kedutaan memperkirakan batas per barel akan menyebabkan "peningkatan ketidakpastian yang meluas dan biaya yang lebih tinggi bagi konsumen bahan mentah."
Pembatasan harga bertujuan menekan ekonomi Rusia dan semakin mengurangi kemampuannya untuk membiayai perang yang menewaskan banyak warga sipil, mendorong jutaan orang Ukraina dari rumah mereka dan membebani ekonomi dunia selama lebih dari sembilan bulan.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.