BEIJING, KOMPAS.TV – Presiden China Xi Jinping hari Kamis (1/12/2022) menyerukan upaya untuk menenangkan perang di Ukraina dalam pembicaraan dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, sebuah tanda bahwa Beijing mungkin mencoba untuk mengatasi salah satu titik gesekan terbesarnya dengan Eropa.
“Menyelesaikan krisis Ukraina melalui cara politik adalah demi kepentingan terbaik Eropa dan kepentingan bersama semua negara di Eurasia,” kata Xi Jinping setelah pertemuan pada Kamis di Beijing, menurut penyiar China Central Television.
Xi Jinping juga menambahkan, “perlu untuk menghindari eskalasi dan perluasan krisis,” sambil juga mempromosikan pembicaraan damai.
Michel mengatakan kepada Xi Jinping bahwa Uni Eropa mengandalkan China "untuk berkontribusi dalam mengakhiri penghancuran dan pendudukan brutal Rusia", menurut pernyataan juru bicara Michel.
Kedua pemimpin "menekankan bahwa ancaman nuklir tidak bertanggung jawab dan sangat berbahaya" selama kira-kira tiga jam diskusi mereka.
Pernyataan Xi menggambarkan dorongan China baru-baru ini untuk memberi jarak antara Beijing dan Moskow sejak Putin menginvasi Ukraina pada Februari.
China menahan diri untuk tidak mengkritik Rusia atas perang di Ukraina, dan menyalahkan ekspansi NATO sebagai penyebab tindakan Moskow.
Baca Juga: Setelah Inggris dan Rusia, 19 Negara Uni Eropa Berpotensi Menyusul Masuk ke Jurang Resesi
Namun, China menandatangani komunike pada KTT Kelompok 20 di Indonesia bulan lalu yang mengatakan “sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina”.
Xi juga memperkuat penentangannya terhadap penggunaan senjata nuklir di Ukraina selama pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden di KTT G20.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan setelah bertemu Xi pada bulan September bahwa dia memahami "pertanyaan dan kekhawatiran" Beijing tentang invasinya.
Putin memicu kekhawatiran munculnya eskalasi yang melibatkan senjata nuklir dengan peringatan bahwa Rusia akan menggunakan segala cara yang tersedia untuk mempertahankan bagian-bagian Ukraina yang telah dianeksasi secara ilegal, meskipun diplomat Rusia kemudian mengklarifikasi penggunaannya hanya akan terjadi jika eksistensi Rusia dipertaruhkan.
Pertemuan antara Xi dan Michel terjadi ketika pendekatan tanpa toleransi China terhadap virus corona menghadapi tekanan baru mengingat biaya ekonomi dan beban yang dibebankan pada publik.
Perusahaan Prancis pekan lalu mengatakan perubahan yang dilakukan China pada strategi Covid Zero awal bulan ini, termasuk menarik kembali pengujian, masih jauh dari harapan.
Kamar dagang negara Eropa meminta pemerintah China untuk mencabut “batasan yang tidak perlu dan berlebihan”.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/CCTV China
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.