Johnson membuat Brexit akhirnya terjadi pada Januari 2020 setelah empat tahun pertengkaran internasional.
Munculnya pandemi virus corona beberapa minggu kemudian membuat Inggris kembali terjebak masalah.
Johnson dituduh bergerak terlalu lambat untuk membatasi perjalanan, membuat program uji dan lacak yang efektif, dan mengantisipasi perlindungan bagi lansia yang rentan.
Meskipun Johnson mendapat pujian atas peluncuran cepat program vaksinasi nasional, pembatasan ketat pada sektor usaha, acara publik, dan pertemuan pribadi yang pada akhirnya diberlakukan oleh pemerintah akhirnya menjadi alasan tergulingnya Boris Johnson.
Foto dan akun saksi muncul menunjukkan Johnson dan pejabat pemerintah melanggar aturan Covid-19 tentang pelarangan pertemuan sosial selama pandemi.
Bulan April tahun ini, Johnson menerima pemberitahuan bahwa dirinya mendapat hukuman karena menghadiri satu pertemuan semacam itu.
Boris Johnson adalah perdana menteri Inggris pertama yang dihukum karena melanggar hukum.
Skandal itu, yang dijuluki "partygate" oleh pers Inggris, memicu gelombang rasa jijik di seluruh Inggris, terutama di antara mereka yang tidak diizinkan menghadiri pemakaman orang-orang terkasih yang meninggal selama pandemi.
Meskipun Johnson selamat dari mosi tidak percaya atas hal itu, namun saat terungkap pada bulan Juli bahwa ia menunjuk seorang wakil kepala whip yang terlibat kasus penyalahgunaan, akhirnya memicu gelombang pengunduran diri jajaran menteri.
Ahirnya peristiwa itu membuat Johnson kehilangan pekerjaannya.
Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya pada 7 Juli.
Baca Juga: Makin Parah, Jutaan Warga Inggris Kurangi Frekuensi Makan Tiap Hari akibat Krisis Ekonomi dan Energi
Sekutu Johnson dan mantan Menteri Luar Negeri Liz Truss mengungguli mantan menteri Keuangan Rishi Sunak pada bulan September untuk menjadi perdana menteri perempuan ketiga Inggris, dan pemimpin terakhir yang bertemu dengan mendiang Ratu Elizabeth II.
Namun, Truss kemungkinan akan diingat karena masa jabatannya paling pendek dalam sejarah modern Inggris.
Truss tercatat hanya menjabat selama 44 hari, dan kejatuhannya berlangsung secepat kilat.
Paun, mata uang Inggris, jatuh setelah pengumuman anggaran mininya, yang termasuk miliaran paun kebijakan pemotongan pajak yang tidak didanai.
Untuk mencegah kerusakan, Truss memutar balik kebijakan pajak utama dan mengganti menteri keuangannya.
Tetapi pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Suella Braverman hari Rabu, yang mundur dengan kritik tajam terhadap bosnya, memicu semburan dari Tory atau Partai Konservatif agar Truss juga mengundurkan diri.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.