Sementara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, AS, Inggris, Prancis, Albania, Brasil, India, Irlandia, Norwegia dan Uni Emirat Arab (UEA), mengutuk peluncuran rudal Korea Utara dalam sebuah pernyataan bersama.
Duta Besar China untuk PBB, Geng Shuang, mengungkapkan Dewan Keamanan PBB perlu berperan konstruktif, ketimbang hanya mengandalkan retorika atau tekanan yang kuat.
“Diskusi dan musyawarah harus berkontribusi dalam perdamaian, daripada memicu eskalasi,” ujarnya.
“Mereka harus mempromosikan dimulainya kembali dialog alih-alih memperluas perbedaan dan menjalin persatuan alih-alih menciptakan perpecahan,” tambahnya.
Sedangkan Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Anna Evstigneeva, mengatakan Dewan Keamanan PBB memperkenalkan sanksi baru untuk Korea Utara adalah jalan buntu, dan hanya akan memberikan hasil nol.
“Kami yakin bahwa mekanisme PBB dan Dewan Komunikasi harus digunakan untuk mendukung dialog inter-Korea dan negosiasi multilateral dibandingkan menjadi penghalang bagi mereka,” tuturnya.
Baca Juga: Korut Tembak Rudal Lintasi Jepang, AS Kirim Kapal Induk Bertenaga Nuklir ke Semenanjung Korea
Korea Utara selama bertahun-tahun dilarang melakukan uj coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB.
Mereka juga memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk mencoba dan memotong dana untuk program rudal balistik itu.
China dan Rusia dalam beberapa tahun memberlakukan hak veto dengan menyarankan agar sanksi PBB terhadap Korea Utara dilonggarakan untuk tujuan kemanusiaan.
Selain itu, juga untuk menarik kembali Pyongyang ke pembicaraan internasional yang macet dan bertujuan membujuk Kim Jong-un untuk denuklirisasi.
Sumber : Free Malaysia Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.