Berbicara kepada Kyiv Independent, 10 hari setelah dibebaskan pada 11 September, Oliia mengklaim dirinya ditahan karena sebelumnya bertugas di militer Ukraina.
Setelah mengalami sejumlah pukulan, ia pun dipindahkan ke ruangan penyiksaan dengan mata tertutup.
“Saat saya diikat, mereka menurunkan celana dan celana dalam saya. Saya mereka meletakkan sesuatu di kemaluan saya,” ujarnya.
Sebuah kawat kemudian melilit di paha kanannya, dan ia disetrum selama sekitar satu jam.
“Tak bisa dilukiskan, setiap inci dari diri saya menderita,” ujarnya.
Setelah sekitar 30 menit, Oliiski mengatakan kulitnya mulai mengeluarkan asap.
“Saat mereka selesai, kulit di kaki saya, tempat kawat mengalir terasa renyah saat disentuh, seperti babi panggang,” tuturnya.
Ia kemudian dipaksa mengaku membunuh warga sipil Rusia di video yang masih beredar di media sosial Rusia.
Baca Juga: Kadyrov Diyakini Miliki Rencana Berani Menolak Perintah Putin, Disebut Demi Memerdekakan Chechnya
Ia pun kemudian menghabiskan lebih banyak waktu di fasilitas interogasi lebih besar, dengan sebutan Zero, di mana ia mampu mendengar orang yang disiksa di ruangan sebelahnya.
Ia kemudian dibebaskan setelah sebulan, untuk menyediakan ruang untuk tahanan baru.
Rusia sendiri selama ini selalu menegaskan bahwa serangan yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus hanya menyasar ke fasilitas militer Ukraina.
Rusia selalu membantah menargetkan warga sipil, meski bukti yang ada kerap berlawanan.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.