MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia dikecam karena dianggap tak tanggap menyikapi situasi tidak menguntungkan di medan perang Ukraina. Belakangan ini, pasukan Rusia dipukul mundur Ukraina di front sekitar Oblast (daerah setingkat provinsi) Kharkiv, timur laut Ukraina.
Per Minggu (11/9/2022), panglima militer Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyy mengeklaim pasukannya telah merebut 3.000 kilometer persegi wilayah sejak awal September. Pasukan Ukraina disebut tinggal berjarak 50 kilometer dari perbatasan Rusia di timur laut.
Menanggapi perkembangan terkini di Kharkiv, pada Sabtu (10/9), Kementerian Pertahanan Rusia merilis pernyataan bahwa pihaknya menarik pasukan untuk memperkuat garnisun di Oblast Donetsk, selatan Kharkiv.
Dalih tersebut dikecam sekutu Rusia sendiri. Igor Strelkov, komandan militer separatis Donetsk pada 2014 silam, mengejek penjelasan Kementerian Pertahanan Rusia itu.
Baca Juga: Serangan Balik Ukraina Sukses Besar, Pukul Mundur Pasukan Rusia hingga 50km Dekat Perbatasan
Strelkov, salah satu aktor separatisme Donetsk dari Ukraina, menyebut mundurnya pasukan Rusia ke dekat perbatasan sebagai “kontribusi terhadap pendudukan Ukraina.”
Penjelasan Kremlin pun menuai berbagai tanggapan berang dari komentator nasionalis dan militer Rusia. Mereka mendesak Moskow untuk meningkatkan upaya mengurus perang di Ukraina.
Selama ini, Moskow enggan melakukan mobilisasi massal atau menyebut invasi ke Ukraina sebagai “perang”. Pemerintahan Vladimir Putin menyebut perang di Ukraina sebagai “operasi militer khusus” yang tidak berpengaruh ke situasi dalam negeri.
Associated Press melaporkan, berbagai kalangan mengecam pemerintah Rusia yang menggelar acara perayaan untuk memperingati hari libur di Moskow pada Sabtu (10/9) kendati militernya kalah bertempur di Ukraina.
Putin juga dikritik karena dipandang lebih mementingkan perayaan dibanding perang.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.