CULIACAN, KOMPAS.TV - Misteri masih menyelimuti pembunuhan Juan Miguel Silva Alvarado, kepala polisi Culiacan, negara bagian Sinaloa, Meksiko. Alvarado dihabisi secara sadis pada malam hari 6 Agustus silam.
Hingga berita ini diturunkan, penyelidikan kasus itu masih dilakukan. Namun, belum jelas siapa pelaku dan apa dugaan motifnya.
Alvarado dieksekusi hanya beberapa jam setelah dilantik menjadi kepala polisi Culiacan.
Menurut Wakil Direktur Keamanan Masyarakat Sinaloa, Carlos Alberto Hernandez Leyva, Alvarado sedang berpatroli di distrik Tres Rios yang ramai di Culiacan, patroli Alvarado dicegat sekelompok pria bersenjata.
Belum ada keterangan jelas mengenai bagaimana kelompok bersenjata itu bisa menyergap patroli.
Melansir Insight Crime, para pelaku dilaporkan mampu melumpuhkan personel polisi yang berpatroli bersama Alvarado. Selain kepala polisi anyar itu, tidak ada orang yang terluka.
Alvarado kemudian dieksekusi. Foto jasadnya yang terpenggal beredar di media sosial Meksiko.
Levya menyebut pembunuhan ini sebagai “serangan terarah” terhadap sang kepala polisi.
Baca Juga: Sepak Terjang Rafael Caro Quintero: Ikut Dirikan Kartel Guadalajara, Perintahkan Pembunuhan Agen DEA
Sekretaris Keamanan Masyarakat, Cristobal Castaneda, menyebut pihak berwajib telah menemukan sejumlah senjata dinas yang diduga dicuri kelompok bersenjata tersebut dari para pengawal Alvarado.
Dua senjata api yang diyakini kepunyaan kelompok itu dan digunakan untuk membunuh Alvarado juga ditemukan.
Akan tetapi, belum ada informasi yang bisa dikembangkan dari sana.
Menurut data Causa en Comun, organisasi yang memonitor pembunuhan polisi di Meksiko, Juan Miguel Silva Alvarado merupakan polisi ketiga yang terbunuh di Sinaloa sepanjang 2022.
Sebelumnya, pada 2021, tercatat ada delapan personel polisi yang dibunuh di negara bagian pesisir barat Meksiko tersebut.
Dalang serta motif pembunuhan memang masih belum jelas. Namun, menurut analisis Insight Crime, terdapat dua faktor yang memperkuat dugaan keterlibatan Kartel Sinaloa.
Kartel Sinaloa sendiri umum dikenal sebagai salah satu organisasi kriminal terkuat sedunia dengan daerah kekuasaan menyebar ke sejumlah negara bagian hingga sejumlah wilayah di Amerika Utara dan Amerika Latin.
Salah satu faktor yang memperkuat dugaan keterlibatan Kartel Sinaloa adalah tempat kejadian. Culiacan merupakan pusat sekaligus tempat kartel itu didirikan.
Baca Juga: Tubuh Termutilasi Digantung di Jembatan Meksiko, Diyakini Ulah Kartel Sinaloa
Kendati terdapat perselisihan internal, faksi kartel yang dipimpin beberapa putra gembong narkoba terkenal Joaquin Guzman Loera alias El Chapo itu diyakini punya pengaruh kuat di seantero Culiacan.
Faktor kedua adalah cara penyergapan yang dikerjakan secara profesional.
Kelompok pembunuh berhasil mengidentifikasi, mencegat, serta mengumpulkan para pengawal target di daerah ramai, lalu berhasil kabur. Ini menunjukkan profesionalisme tingkat tinggi.
Meskipun demikian, cara penyergapan sebersih itu bukan merupakan modus operandi yang umumnya dilancarkan Kartel Sinaloa. Juga, alasan mereka menargetkan Silva Alvarado masih belum jelas.
Bisnis Kartel Sinaloa sendiri terganggu beberapa bulan belakangan akibat penggerebekan gencar terhadap pabrik narkoba sintetis seperti sabu-sabu.
Per 20 Juli 2022, data pemerintah Meksiko menunjukkan ada 246 lab bawah tanah yang dihancurkan. Sejumlah 90 persen di antaranya terletak di Sinaloa.
Akan tetapi, serangkaian penggerebekan itu diragukan tautannya dengan pembunuhan Alvarado. Pasalnya, pihak yang umum melakukan operasi adalah militer, bukan polisi.
Silva Alvarado sendiri bukanlah pejabat polisi Sinaloa pertama yang dieksekusi belakangan ini. Pada Mei 2021 lalu, kepala polisi negara bagian Sinaloa, Joel Ernesto Soto, disergap lalu dibunuh di jalan raya.
Baca Juga: Pertempuarn Hebat Meletus di Meksiko, Polisi vs Kartel Bersenjata Senapan Mesin dan Sniper
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.