Lima tahun kemudian, novel keduanya, "Midnight Children", membuat nama Rushdie mulai terkenal.
Novel tersebut bahkan berhasil membuat Rushdie memenangi Booker Prize pada 1981. Puncaknya, novel itu menjadi novel terbaik dalam dua kesempatan.
Tetapi, nama Rushdie baru menjadi perhatian dunia setelah ia mengeluarkan buku berjudul "The Satanic Verses" atau "Ayat-Ayat Setan" pada 1988.
Novel Rushdie itu mendapat hujatan, khususnya dari dunia Islam karena dianggap telah menghina Nabi Muhammad.
Rushdie bahkan dipaksa harus bersembunyi setelah novel itu diterbitkan, karena mendapat ancaman akan dibunuh.
Pemerintah Inggris sampai menempatkan penulis tersebut di bawah perlindungan polisi.
Baca Juga: Penulis Kontroversial Salman Rushdie Diserang di New York Saat Jadi Pembicara, Luka Tusuk di Leher
Rushdie sendiri mendapat dukungan dari penulis dan intelektual Barat yang mencela ancaman terhadap kebebasan berekspresi yang ditimbulkan oleh reaksi umat muslim atas buku itu.
Puncaknya, pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
Namun pemerintah Iran secara formal mencabut dukungan untuk fatwa hukuman mati untuk Rushdie itu pada 1998.
Meski begitu, sentimen anti-Rushdie masih tetap ada dan masih banyak organisasi Iran yang menawarkan hadiah uang dalam jumlah besar untuk pembunuhan Rushdie.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.