OHIO, KOMPAS.TV - Seorang pria di Amerika Serikat (AS) ditembak mati setelah berusaha menyerbu kantor FBI cabang negara bagian Ohio.
Pria tersebut melarikan diri dari tempat kejadian di Cincinnati dan ditembak mati polisi setelah pengejaran dan saling tembak di wilayah pedesaan pada Kamis (11/8/2022).
Media AS mengungkapkan, aparat penegak hukum sedang memeriksa apakah pria itu, yang oleh media disebut sebagai Ricky Shiffer, 42 tahun, memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan.
Dikutip dari BBC, Kepala FBI mengatakan kekerasan dan ancaman terhadap pihaknya mestinya membuat prihatin semua orang Amerika.
Baca Juga: Ulama Senior Taliban Anti ISIS dan Pendukung Pendidikan Perempuan, Tewas Diserang Bom
Kepolisian sendiri belum mengidentifikasi secara formal pria yang terbunuh itu. Mereka juga tak berkomentar terkait motif pria bersenjata tersebut.
Namun, ada dugaan bahwa pria bersenjata tersebut merupakan pendukung mantan Presiden AS Donald Trump.
Pejabat penegak hukum yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada media AS bahwa pria bersenjata itu mungkin hadir di gedung Capitol di Washington pada saat kerusuhan tahun lalu oleh para pendukung Trump.
Namun, ia tidak didakwa dengan kejahatan apa pun sehubungan dengan gangguan tersebut.
Insiden di Ohio terjadi ketika para pejabat AS memperingatkan adanya peningkatan ancaman terhadap penegakan hukum.
Hal itu terjadi setelah FBI mengeksekusi surat perintah penggeledahan resor Trump, Mar-a-Lago, di Florida pada Senin (8/8/2022).
Polisi mengungkapkan, insiden terjadi ketika pria bersenjata itu gagal menyerbu masuk ke dalam kantor FBI di area pemindaian keamanan tamu di kantor FBI di Cincinnati, Ohio, Kamis pagi hari waktu setempat.
Dikutip dari NBC News, pria itu kemudian menembaki gedung FBI dengan senjata paku, dan dirinya juga dipersenjatai dengan rifel semi-otomatis.
Menurut juru bicara Patroli Jalan Raya Ohio, Nathan Dennis, pria itu melarikan diri, namun ditemukan 20 menit kemudian oleh pejabat polisi.
Pengejaran pun terjadi hingga tersangka berhenti dan melakukan baku tembak dengan petugas sebelum melarikan diri ke ladang jagung.
Setelah kebuntuan selama berjam-jam, ia mengarahkan senjata ke arah petugas dan tewas ditembak polisi sekitar pukul 3 sore waktu setempat.
Baca Juga: Trump Menolak Jawab Interogasi Jaksa Agung atas Bisnisnya, Gunakan Hak Amandemen Kelima
Tidak ada polisi yang terluka dalam baku tembak tersebut.
Diketahui ada dua akun media sosial yang dilaporkan memiliki nama yang sama dengan pelaku penyerangan.
Kebanyakan cuitan akun-akun tersebut berasal dari pemilihan 2020, dan mengatakan bahwa kemenangan telah dicuri dari Trump.
Unggahannya juga termasuk seruan kekerasan terhadap Partai Demokrat, FBI dan Mahkamah Agung.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.