Hal itu kemudian membuat Duangduen dan temannya harus membayar 20.000 baht setiap hari.
Hingga akhirnya, Duangduen sampai di titik ditinggal kabur sang teman.
Tak tahu apa lagi yang harus dilakukannya, Duangduen kemudian menghubungi departemen manajemen utang milik pemerintah.
Pihak departemen kemudian menghubungi rentenir tersebut dan mengatur agar mereka sementara menghentikan pembayaran.
Namun, sang rentenir kemudian mengunjungi rumah perempuan itu dan meminta uangnya kembali.
Baca Juga: Waduh, Rusia Ternyata Telah Selundupkan Mata-mata ke Ukraina Sejak Sebelum Invasi
Situasi mencapai puncaknya pada 17 Juli lalu ketika Duangduen memarkir sepeda motornya di pinggir jalan di Provinsi Lamphun untuk menerima telepon.
Seorang perempuan tiba-tiba mendatanginya dan menampar muka Duangdueng dengan durian sebelum kemudian melarikan diri.
Sejak itu, Duangduen meminta pertolongan media, karena polisi tak menunjukkan perkembangan perhatian atas keluhannya.
Ia juga menjelaskan bahwa situasinya saat ini masih tetap sama, karena ia tetap menerima ancaman.
Sumber : World of Buzz
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.