PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan terorisme biologi dan membuat jaringan global untuk memproduksi senjata biologi.
Mereka mengungkapkan salah satu lokasi pengembangan senjata biologi adalah di wilayah Ukraina.
Tuduhan yang dibuat rezim Kim Jong-un tersebut diungkapkan oleh Kantor Berita Korea Utara (KCNA).
“AS tak hanya mendirikan laboratorium biologi di puluhan negara dan wilayah, termasuk Ukraina, mengabaikan perjanjian dan kesepakatan internasional, tetapi juga mempercepat pengembangan senjata bio-kimia, mengancam kehidupan dan keamanan umat manusia,” bunyi laporan mereka dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Senin (25/7/2022).
Baca Juga: Rusia Dakwa 92 Anggota Militer Ukraina atas Kejahatan Kemanusiaan, Usulkan Pengadilan Internasional
Menurut KCNA, bagan distribusi di laboratorium yang dibuat AS di berbagai belahan dunia, diketahui bertepatan dengan bagan di bidang penyakit dan virus yang muncul di dunia beberapa tahun terakhir.
Pernyataan KCNA itu menyusul pernyataan Pentagon pada awal bulan lalu.
Ketika itu Pentagon merilis lembar fakta yang mengatakan bahwa selama 20 tahun terakhir pihak berwenang AS mendukung 46 laboratorium sipil dan pusat perawatan kesehatan di Ukraina.
Hal itu sebagai bagian dari program damai.
Apa yang diungkapkan KCNA itu seperti menjadi dukungan dari rezim Kim Jong-un ke Rusia yang sempat mengungkapkan klaim bahwa AS telah mengembangkan senjata biologis di Ukraina.
Rusia juga mengungkapkan bahwa Ukraina telah mengembangkan eksperimen tentara monster.
Baca Juga: Korea Utara Ngamuk AS-Korea Selatan Gelar Latihan Militer, Ancam Ada Konsekuensi yang Tak Diinginkan
Seperti dilaporkan media Rusia, Kommersant, pada 18 Juli lalu, komite investigasi parlemen Rusia untuk laboraratorium AS yang beroperasi di Ukraina mengungkapkan temuan terbaru mereka.
Menurut mereka tes darah dari prajurit Ukraina ditemukan bahwa mereka menjadi subyek dari eksperimen rahasia, yang mengubah mereka menjadi monster yang kejam.
Korea Utara sendiri memang membuat gebrakan dalam mendukung Rusia menginvasi Ukraina.
Bahkan negara tertutup itu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, wailayah yang diduduki pemberontak pro-Rusia.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.