Berdasarkan dokumen pengadilan itu, Bazor menghubungi kantor lapangan Dinas Rahasia Mobile, pada 9 Juli.
Ia meninggalkan sejumlah pesan suara, yang menyatakan ia telah membuat keluhan ke FBI dan Departemen Luar Negeri, serta CIA.
Menurut affidavit tersebut, operator Gedung Putih menerima pesan ancaman pembunuhan pada 10 Juli pukul 9.37 pagi waktu setempat.
“Saya datang untuk membunuh Presiden,” tutur pelaku saat menghubungi operator Gedung Putih.
“Saya tak sabar untuk melihat wajah Anda, ketika saya menembakkan peluru ke dirinya,” lanjut laporan affidavit tersebut.
Baca Juga: Ini Reaksi Joe Biden Usai Disebut Tak Salahkan Mohammed Bin Salman atas Pembunuhan Khashoggi
Armstrong mengatakan, kasus ini sementara masih dalam tahap awal, dan ada dua masalah yang jelas.
Ia mengatakan antara apakah panggilan Bazor ke operator Gedung Putih adalah ancaman nyata, dan apakah Bazor cukup kompeten untuk mengembangkan niat untuk membuat ancaman dan menindaklanjutinya.
Sehari setelah operator Gedung Putih menerima panggilan itu, Dinas Rahasia mengeluarkan perintah pengadilan yang menghubungkan Bazor ke normor telepon yang digunakan.
Bazor kemudian ditangkap, meski menolak untuk bicara dan bekerja sama.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.