"Ini adalah objek pertama dari jenisnya yang ditemukan setelah para astronom mencari selama beberapa dekade," kata astronom dan rekan penulis studi Kareem El-Badry dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics.
Baca Juga: Wow, Jupiter Diyakini Planet Kanibal dan Memakan Planet Lainnya hingga Jadi Terbesar di Tata Surya
Para peneliti menggunakan pengamatan enam tahun dari Teleskop Sangat Besar Observatorium Eropa Selatan yang berbasis di Chili.
Ada berbagai kategori lubang hitam.
Yang terkecil, seperti yang baru terdeteksi, disebut lubang hitam bermassa bintang yang dibentuk oleh runtuhnya bintang individu masif di akhir siklus hidupnya.
Ada juga lubang hitam massa menengah serta lubang hitam supermasif besar yang berada di pusat sebagian besar galaksi.
"Lubang hitam pada dasarnya adalah objek gelap. Mereka tidak memancarkan cahaya apa pun. Oleh karena itu, untuk mendeteksi lubang hitam, kami biasanya melihat sistem biner di mana kami melihat satu bintang bercahaya, bergerak di sekitar objek kedua yang tidak terdeteksi," kata rekan penulis studi Julia Bodensteiner, seorang peneliti pascadoktoral di European Southern Observatory di Munich.
Biasanya diasumsikan bahwa runtuhnya bintang masif ke dalam lubang hitam dikaitkan dengan ledakan supernova yang kuat.
Dalam hal ini, sebuah bintang yang mungkin 20 kali massa matahari kita meniupkan sebagian materinya ke luar angkasa dalam pergolakan kematiannya, kemudian runtuh dengan sendirinya tanpa ledakan.
Baca Juga: Penelitian: Tanaman Bumi Bisa Tumbuh di Bulan, Prospek Manusia Menjelajah Jauh ke Antariksa
Bentuk orbitnya dengan pendampingnya menawarkan bukti tidak adanya ledakan. "Orbit sistem hampir melingkar sempurna," kata Shenar.
Seandainya supernova terjadi, kekuatan ledakan akan menendang lubang hitam yang baru terbentuk ke arah acak dan menghasilkan orbit elips daripada orbit lingkaran, tambah Shenar.
Lubang hitam bisa menjadi rakus tanpa ampun, menelan material apa pun, gas, debu antariksa, dan bintang, yang berkeliaran dalam tarikan gravitasinya.
"Lubang hitam hanya bisa menjadi rakus tanpa ampun jika ada sesuatu yang cukup dekat dengan mereka yang bisa mereka telan.
Biasanya, kami mendeteksi mereka jika mereka menerima materi dari bintang pendamping, sebuah proses yang kami sebut akresi," kata Bodensteiner.
Shenar menambahkan, "Dalam apa yang disebut sistem lubang hitam yang tidak aktif, pendampingnya cukup jauh sehingga materi tidak menumpuk di sekitar lubang hitam untuk memanas dan memancarkan sinar-X. Sebaliknya, ia segera ditelan oleh lubang hitam."
Sumber : Kompas TV/Nature Astronomy/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.