Namun berbeda dengan KTT G-7 dan NATO yang didominasi Barat yang digelar di Eropa pekan lalu, G-20 akan memiliki cita rasa yang berbeda.
China dan banyak peserta lainnya, termasuk India, Afrika Selatan, Brasil, dan beberapa negara berkembang besar lainnya, telah menolak ikut penentangan AS dan Eropa terhadap serangan Rusia.
Beberapa negara menolak mentah-mentah permintaan Barat untuk ikut mengutuk konflik tersebut, yang dilihat AS dan sekutunya sebagai serangan langsung terhadap tatanan berbasis aturan internasional yang berlaku sejak akhir Perang Dunia II.
Perbedaan telah mengatur panggung untuk pertemuan persiapan yang berpotensi kontroversial menjelang KTT tingkat pemimpin negara bulan November nanti, di tengah pertanyaan tentang apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan hadir.
Baca Juga: China Pastikan Mengutus Menlu Wang Yi ke Pertemuan Menlu G20 di Bali Minggu Depan
AS telah memperjelas pihaknya tidak yakin Putin harus hadir dan sudah telah mendesak tuan rumah Indonesia untuk juga mengundang Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy jika pemimpin Rusia itu berpartisipasi.
Sementara itu, AS dan China secara terpisah berselisih parah atas berbagai masalah mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga Taiwan dan perselisihan di Laut China Selatan.
Pertemuan Blinken dengan Wang diumumkan setelah utusan China untuk pembicaraan perang dagang dengan Washington menyatakan keprihatinan tentang tarif AS atas impor China dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Keuangan Janet Yellen.
Tidak ada pihak yang memberikan indikasi bahwa kemajuan telah dibuat dalam masalah ini.
Dalam pertemuannya dengan Wang, Price mengatakan Blinken "akan memperkuat komitmen untuk bekerja dengan mitra internasional menghadapi tantangan global, termasuk kerawanan pangan dan energi dan ancaman perang berkelanjutan Rusia melawan Ukraina yang dihadirkan ke tatanan internasional."
Dari Bali, Blinken akan melakukan perjalanan ke Bangkok, Thailand, untuk menebus perjalanan ke ibu kota Thailand yang terpaksa dibatalkannya akhir tahun lalu karena alasan COVID-19.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.