NEW DELHI, KOMPAS.TV - Dinas Investigasi Nasional India (NIA) dilaporkan mengambil alih penahanan dua orang yang diduga memenggal seorang penjahit simpatisan Partai Bharatiya Janata (BJP), Sabtu (2/7/2022).
NIA mengambilalih penahanan dua orang itu dari penjara dengan keamanan tinggi Ajmer, Udaipur untuk disidang di pengadilan NIA di Jaipur yang berjarak sekitar 400 km di timur laut.
NIA sendiri merupakan satuan anti-terorisme utama yang dimiliki India, Densus 88-nya negara itu.
Dua tersangka bernama Riyaz Akhtari dan Ghouse Muhammad itu disebut membunuh Kanhaiya Lal, seorang penjahit di Udaipur pada Selasa (28/6) lalu. Keduanya ditangkap polisi pada hari yang sama.
Kanhaiya Lal diduga mengunggah konten di media sosial yang berisi dukungan terhadap petinggi BJP yang diskors, Nupur Sharma. Bekas juru bicara BJP itu dianggap menghina Nabi Muhammad ketika bicara di sebuah acara televisi India.
Baca Juga: Mencekam! India Rusuh Buntut Kasus Penghinaan Nabi Muhammad
Riyaz Akhtari dan Ghouse Muhammad diduga tak terima dengan konten Kanhaiya Lal. Keduanya kemudian memengal Lal di tempat kerjanya pada siang hari.
Kedua pelaku merekam aksi pembunuhan tersebut melalui kamera ponsel. Ghouse merekam aksi Riyaz yang menyerang Kanhaiya Lal dengan senjata tajam.
Video itu kemudian diunggah kedua pelaku ke media sosial. Dalam video yang sama, mereka juga mengancam Perdana Menteri India Narendra Modi.
The Print melaporkan, NIA menangani penyelidikan kasus ini sejak Rabu (29/6). NIA menduga terdapat kelompok yang lebih besar di balik aksi kedua pelaku tersebut.
Sementara itu, kepolisian Rajasthan menyebut para tersangka terlibat dengan organisasi Dawat-e-Islam yang berasal dari Pakistan. Salah satu pelaku bahkan disebut pernah bertemu representatif organisasi itu di Karachi pada 2014.
Pernyataan Nupur Sharma yang dianggap menghina Nabi Muhammad serta pembunuhan Kanhaiya Lal memicu ketegangan antara komunitas Hindu dan Muslim di India belakangan ini.
Demonstrasi merebak di berbagai wilayah India, termasuk di ibu kota New Delhi. Risiko kekerasan membuat aparat menerjunkan ratusan personel ke Udaipur.
Otoritas setempat pun sempat terpaksa memutus jaringan internet di sejumlah wilayah negara bagian Rajasthan untuk mencegah kekerasan menyebar.
Nupur Sharma, waktu itu masih berstatus juru bicara BJP, dianggap menghina Nabi Muhammad pada Mei silam.
Selain memicu aksi demonstrasi dan kekerasan, pernyataan Sharma membuat India diprotes berbagai negara dengan populasi mayoritas muslim, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Imbas Politikus India yang Hina Nabi Muhammad Mengkhawatirkan, Aksi Kekerasan Berlanjut
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.