KIEV, KOMPAS.TV – Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi tiba di Kiev, Ukraina, Kamis (16/6/2022). Kunjungan simbolis gabungan ini untuk menunjukkan dukungan mereka pada Ukraina yang tengah berjuang menahan gempuran Rusia di timur negara itu.
Presiden Rumania Klaus Iohannis dilaporkan akan bergabung dengan ketiganya di Kiev.
Melansir Associated Press, kunjungan gabungan itu dilakukan saat para pemimpin Uni Eropa bersiap memutuskan dalam pertemuan Uni Eropa yang dijadwalkan berlangsung pada 23-24 Juni mendatang.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin UE diperkirakan akan membahas tentang permintaan Kiev untuk bergabung dalam blok 27 negara Eropa itu.
Baca Juga: Ukraina Akui Sulit Menang Lawan Rusia, Gara-gara Baru Terima 10 Persen Pasokan Senjata NATO
Kunjungan gabungan simbolis itu juga dilakukan jelang pertemuan penting NATO pada 29-30 Juni di Madrid, Spanyol.
Mengutip The Guardian, ketiga pemimpin negara Uni Eropa itu tampak bepergian bersama di kereta malam dari Polandia. Moda transportasi kereta api itu memang kerap digunakan untuk mengantar tetamu penting ke Ukraina.
“Ini momen penting, pesan persatuan tentang dukungan yang kami kirim bagi rakyat Ukraina, untuk membiacarakan baik masa kini dan masa depan, karena minggu-minggu mendatang, seperti yang kita tahu, akan sangat sulit,” ujar Macron pada para wartawan di stasiun kereta api di Kiev.
Baca Juga: Kedutaan Besar Rusia Menolak Keras Tentara Mereka Disidang Seperti Penjahat Nazi
Ketiga pemimpin disambut dengan raungan sirene udara di ibu kota Ukraina, sementara tentara Rusia sibuk menyerang sejumlah target di negara itu. Pihak berwenang setempat menyatakan, serangan udara rudal pada Rabu (15/6) malam menghantam pinggiran kota Sumy di utara Ukraina, dan menewaskan 4 orang serta melukai 6 orang lainnya.
Pada Selasa (14/6), dalam kunjungan ke tetangga Ukraina di Rumania dan Moldova, Macron menyebut bahwa ‘pesan dukungan’ harus dikirimkan ke Ukraina sebelum para kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa ‘harus membuat keputusan penting’ (tentang status kandidat keanggotaan Ukraina) dalam pertemuan mereka di Brussel.
Sebelumnya, Macron dilaporkan berupaya melunakkan ambisi Ukraina untuk bergabung dengan UE. Ia menyebut, butuh puluhan tahun bagi Ukraina untuk bisa diterima jadi bagian UE.
Namun, berkembang pula kekhawatiran di Kiev bahwa ketiga pemimpin itu akan menekan Kiev untuk menerima kesepakatan damai yang menguntungkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Diketahui, Rusia terus berupaya menguasai kawasan Donbas dan kini menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina.
Sumber : Associated Press/The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.