"Sejak KTT Bumi di Rio, kami telah menyerap tiga miliar ton CO2," kata White.
"Saya pikir jika kita menemukan cara untuk memberi nilai pada semua kemajuan itu, jika kita menemukan cara untuk menemukan nilai dari penyerapan bersih karbon kita, maka negara lain mungkin akan melihat contoh Gabon dan berpotensi melakukan hal serupa secara sendiri-sendiri."
Konservasi habitat telah membantu populasi gajah hutan Gabon tumbuh dari 60.000 menjadi 95.000 ekor, sementara di seluruh Afrika jumlah spesies ini turun tiga perempatnya. Bayangkan.
Baca Juga: China Janjikan Rp3,3 Triliun untuk Dana Konservasi Keanekaragaman Hayati
Kisah sukses ini memiliki sisi negatif dalam konflik antara gajah dan manusia, di mana perubahan iklim juga berperan, kata White.
Penelitian di salah satu lokasi hutan, katanya, menemukan bahwa selama 40 tahun, suhu meningkat satu derajat Celsius dan curah hujan tahunan turun 200 milimeter.
Hal itu menyebabkan kehancuran 80 persen produksi buah-buahan hutan hujan, yang merupakan bagian penting dari makanan gajah.
"Gajah-gajah itu lapar, kami sebenarnya sudah membuktikan secara ilmiah bahwa mereka lebih kurus," kata White.
"Jadi mereka keluar dari hutan juga karena perubahan iklim untuk memakan ladang orang, karena mereka mencari makanan."
White mengatakan dia sangat bersimpati kepada petani miskin yang jengkel dengan gajah yang memakan atau menginjak-injak tanaman mereka. "Dunia mencintai gajah," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Australia Janjikan Tambahan A$1 Miliar untuk Rawat dan Konservasi Great Barrier Reef
"Saya berani bertaruh ada lebih banyak gajah di Paris atau London daripada di seluruh Afrika. Tetapi gajah-gajah itu adalah gajah yang suka diemong, mereka adalah gajah mainan di kamar tidur anak-anak," katanya secara satir.
"Karena bagi Barat, gajah adalah makhluk yang menghibur dan menyenangkan, dan untuk anak-anak pedesaan Afrika, gajah adalah makhluk besar yang menakutkan yang mungkin baru saja membunuh ayah mereka atau menghancurkan makanan yang akan mereka makan dalam beberapa bulan ke depan," katanya.
White mengatakan sangat penting untuk menyelesaikan perburuan liar di daerah terpencil sehingga gajah bisa menjauh dari daerah yang dihuni manusia dan kembali ke habitat lamanya.
"Kami (juga) harus melindungi tanaman masyarakat pedesaan, idealnya menggunakan pagar listrik dan metode lain, daripada membunuh gajah," katanya.
"Tetapi kita benar-benar harus melindungi mata pencaharian dan keamanan serta kualitas hidup masyarakat pedesaan."
Tahun ini, untuk pertama kalinya, pemerintah Gabon memberikan dana untuk membantu meredakan konflik gajah-manusia, katanya.
Ini setara dengan 5 juta dollar telah dimasukkan dalam anggaran 2022 untuk kompensasi bagi petani yang tanamannya dirusak oleh gajah.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.