Oh memperkirakanangka kematian di Korea Utara bisa mencapai sekitar 34.000 jiwa di akhir gelombang saat ini.
Ia mengungkapkan angka tersebut diambilnya dari Laporan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan data lainnya di Hong Kong.
CDC mengungkapkan wabah Omicron yang terjadi pada 6 Januari hingga 21 Maret 2022, mencatatkan bahwa angka rata-rata kematian sangat tinggi karena kematian di antara orang berusia 60 tahun ke atas yang belum divaksinasi.
Apalagi, Korea Utara memiliki 2.409.986 orang di usia 60 tahun atau di atasnya, atau 9 persen dari seluruh populasi negara tersebut seperti dilaporkan PBB pada 2019.
“Mengingat Korea Utara tak memiliki sistem perawatan kesehatan seperti di Hong Kong, angka kematian cenderung akan lebih tinggi dibandingkan di sini,” kata Oh dikutip dari Korea Herald.
Oh pun mengungkapkan pada titik ini vaksinasi hanya akan membuat sedikit perbedaan pada situasi di Korea Utara.
Baca Juga: Kekurangan Obat, Korea Utara Terpaksa Bertarung Melawan Covid-19 dengan Antibiotik dan Obat Rumahan
Ia mengungkapkan wabah di Korea Utara amat mungkin terjadi pada 15 April, atau sepekan sebelum pengumuman pemerintahannya.
“Meski vaksin tiba di sana sekarang, akan diperlukan waktu sebulan untuk kedua dosis diterima masyarakat, dan untuk efek perlindungan penuh bekerja,” ujarnya.
“Saat itu, Omicron sudah mencapai puncaknya dan menyelesaikan kerusakannya,” tambah Oh.
Menurutnya, saat ini yang sangat dibutuhkan adalah perawatan, termasuk antivirus dan obat-obatan anti-inflamasi, untuk menghentikan orang sakit, serta obat-obatan dasar yang dijual bebas seperti penurun demam.
Sumber : Korea Herald
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.