JAKARTA, KOMPAS.TV - Kerajaan Thailand memperingatkan para pembuat konten, pengiklan, dan pemengaruh atau influencer untuk berhati-hati ketika membuat konten atau promosi yang berhubungan dengan penampilan atau anggota keluarga Kerajaan Thailand.
Peringatan ini dikeluarkan setelah seorang influencer membuat iklan e-commerce yang dianggap menyinggung anggota Kerajaan Thailand.
"Kami memperingatkan pengiklan, pemengaruh dan pembuat konten untuk berhati-hati ketika membawakan konten atau promosi yang berhubungan dengan penampilan atau individu institusi ini, yang dipuja dan dicintai rakyat Thailand," kata juru bicara pemerintah Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana, dikutip dari Antara, Minggu (8/4/22).
Baca Juga: Terlalu Jemawa Sabet Emas di SEA Games 2021, Thailand Hancur di Pertandingan Pertama Lawan Malaysia
Menurut Thanakorn, selain melanggar undang-undang, konten yang menyinggung Kerajaan Thailand berisiko merusak reputasi merek.
"Ini tidak pantas dan tidak hanya meresahkan rakyat Thailand, tapi juga menghancurkan citra dan reputasi merek. Ini juga bisa melanggar undang-undang," kata Thanakorn.
Konten yang dimaksud ialah sebuah video promosi untuk diskon 5 Mei di e-commerce Lazada.
Video tersebut menampilkan seorang perempuan memakai baju tradisional Thailand yang duduk di kursi roda, dia berperan sebagai ibu influencer Aniwat "Nara" Prathumtin.
Anggota Kerajaan Thailand memprotes iklan tersebut karena perempuan di kursi roda dianggap sebagai referensi terselubung salah satu anggota kerajaan.
Dalam video itu tidak disebutkan mengenai anggota keluarga kerajaan atau menyebut salah satu anggota keluarga kerajaan.
Melalui video yang diunggah ke Facebook, Nara mengatakan video tersebut adalah parodi sinetron terkenal Thailand.
Dia juga mengatakan bahwa persepsi menghina kerajaan adalah "semua dalam imajinasi Anda".
Lazada dalam keterangan tertulis meminta maaf atas "kerusakan emosional" yang disebabkan video tersebut dan bahwa mereka semestinya berhati-hati.
Saat ini, video tersebut sudah diturunkan.
Baca Juga: Mahasiswa Thailand Buka Warung Ramadan untuk Buka Puasa dan Sahur
Kejadian serupa juga pernah terjadi saat seorang staf maskapai Thai Vietjet Air mencuit mengenai rute penerbangan baru ke Munich.
Anggota kerajaan marah karena merasa itu adalah olok-olok soal Raja Thailand pernah menghabiskan waktu di Jerman. Maskapai tersebut akhirnya meminta maaf.
Sebagai informasi, undang-undang di Thailand melarang penghinaan terhadap Raja Maha Vajiralongkorn dan anggota keluarga kerajaan.
Pencemaran nama baik, penghinaan dan ancaman terhadap sang raja bisa berujung bui selama 15 tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.