Rusia Kembali Balas Perlakuan Eropa, Usir Belasan Diplomat Belanda dan Belgia

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan telah mengusir 15 diplomat Belanda dan sejumlah diplomat Belgia pada Selasa (19/4/2022). Kebijakan ini adalah balasan atas diusirnya diplomat-diplomat Rusia dari dua negara itu.

Rusia memanggil Duta Besar Belanda untuk Rusia, Gilles Beschoor Plug, untuk memprotes pengusiran diplomat Rusia serta memberi tahu keputusan mengusir diplomat Belanda.

Rusia mengumumkan bahwa, per hari ini, 14 pegawai kedutaan Belanda di Moskow dan satu pegawai konsulat Belanda di St. Petersburg ditetapkan sebagai persona non grata (orang yang tidak diinginkan).

Baca Juga: Rusia Balas Dendam, Usir 18 Diplomat Uni Eropa dari Moskow

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia menyitir pengusiran 18 diplomat Rusia dari Den Haag pada 29 Maret lalu.

Waktu itu, Amsterdam beralasan para diplomat itu adalah mata-mata yang menggunakan misi diplomatik sebagai kedok.

“Mereka (diplomat Belanda) yang diusir harus meninggalkan Federasi Rusia dalam waktu dua minggu,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip TASS.

Sementara itu, menurut laporan Associated Press, Rusia juga memerintahkan diplomat Belgia untuk pergi selambatnya pada 3 Mei mendatang.

Akan tetapi, belum diketahui berapa banyak diplomat kedutaan Belgia yang menjadi subjek pengusiran ini.

Dalam kesempatan terpisah, Moskow juga memanggil duta besar Luksemburg untuk Rusia. Moskow memprotes tindakan Luksemburg yang mengusir seorang diplomat Rusia belakangan ini.

Baca Juga: Alasan Jepang Usir Diplomat Rusia hingga Hentikan Impor Minyak Rusia

Pada Jumat (16/4/2022) lalu, Rusia mengumumkan pengusiran 18 diplomat Uni Eropa (UE) dari Moskow.

Aksi pengusiran itu merupakan balasan atas pengusiran 19 diplomat Rusia dari markas Uni Eropa di Brussels pada awal bulan ini.

“18 diplomat dari delegasi Uni Eropa telah dinyatakan ‘persona non grata’ dan akan meninggalkan wilayah Federasi Rusia pada waktu dekat,” bunyi pernyataan Kemenlu Rusia dilansir dari Radio Free Europe.