TOKYO, KOMPAS.TV - Presiden Swiss Ignazio Cassis mengatakan negaranya telah bergabung dengan komunitas internasional untuk menerapkan sanksi keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Namun menurutnya, hal ini bukan berarti Swiss meninggalkan tradisi netralnya.
“Cassis dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sepakat dalam pembicaraan di Tokyo, bahwa Rusia harus bertanggung jawab atas serangan terhadap warga sipil Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti dikutip dari The Associated Press.
Kishida, dalam sambutan pembukaan pada pertemuan mereka pada Senin (18/4/2022), mengatakan invasi Rusia merusak fondasi tatanan internasional tidak hanya di Eropa tetapi juga di Asia. “Sekarang adalah waktunya bagi masyarakat internasional untuk bersatu lebih dari sebelumnya,” katanya.
Baca Juga: Alasan Jepang Usir Diplomat Rusia hingga Hentikan Impor Minyak Rusia
Cassis, yang juga menteri luar negeri, mengatakan pada konferensi pers terpisah bahwa Swiss mengecam keras perang dan mendesak Rusia untuk segera menghentikan invasinya.
Dia mengatakan Swiss, yang bukan bagian dari Uni Eropa, sepenuhnya mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia dan menerapkan langkah putaran kelima pekan lalu. Tapi menurutnya itu tidak berarti negaranya telah meninggalkan kebijakan netralitasnya.
“Pasokan bahan perang tidak akan sesuai dengan netralitas. Partisipasi dalam aliansi militer tidak akan sesuai dengan netralitas. Menggunakan wilayah sendiri untuk mengangkut atau menerbangkan bahan perang ke perang tidak sesuai dengan netralitas. Di sisi lain, mengutuk setiap tindakan yang sangat melanggar nilai-nilai kita, yang ada dalam konstitusi, yang sesuai dengan netralitas, ” katanya melalui penerjemah.
Jepang juga bergabung dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, karena Tokyo khawatir akan dampak invasinya di Asia Timur, di mana China semakin mendorong klaim teritorialnya sendiri.
Baca Juga: Jadi Saksi Panorama Tebing “North Face” yang Legendaris di Gunung Eiger Swiss!
Jepang telah membekukan aset ratusan individu dan kelompok Rusia dan melarang investasi dan perdagangan baru, termasuk ekspor barang yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Jepang juga mengumumkan rencana untuk menghentikan impor batubara Rusia.
Cassis mengatakan kepada wartawan bahwa dia mengerti melalui pembicaraannya dengan pejabat Jepang tentang lingkungan keamanan Jepang yang keras. Jepang adalah tetangga Rusia dan juga menghadapi ancaman pengembangan rudal dan nuklir Korea Utara. Selain itu, Jepang juga menghadapi ketegangan dengan China dan perselisihan sejarah dengan Korea Selatan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.