WASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia diyakini akan melakukan fase kedua serangan militer di Ukraina yang bisa dimulai pada pekan depan.
Hal itu diungkapkan dua pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS), Sabtu (16/4/2022).
Keterangan itu muncul di saat Ukraina mulai kehabisan amunisi, dan meminta agar Barat terus memberikan bantuan persenjataan kepada mereka.
Pejabat AS itu menegaskan pihaknya menilai militer Rusia akan mulai menggerakan tambahan pasukannya ke Ukraina pada pekan ini atau awal pekan depan.
Baca Juga: Ukraina Marah Atas Prosesi Jumat Agung Paus di Vatikan, Disebut Tak Pantas dan Ambigu
Tentara Rusia dilaporkan telah mundur dari Kiev dan utara Ukraina, sekitar dua pekan lalu kembali ke Belarusia dan Rusia.
Dilansir dari ABC News, pada saat itu pejabat AS menilai Rusia bermaksud untuk berkumpul kembali dan kemudian memulai serangan lainnya.
Fokus penyerangan adalah di wilayah Donbas dan tenggara Ukrauina.
Tetapi kini pejabat AS percaya Rusia mungkin akan mulai menggerakan pasukannya kembali ke Ukraina.
Mereka juga akan memulai serangan kembali sebelum semua tentara Rusia siap berperang lagi.
Meski Rusia telah bersiap untuk fase serangan berikutnya ke Ukraina, kedua pasukan masih bertempur di Ukraina timur dan selatan.
Baca Juga: Rusia Klaim Kuasai Mariupol Sepenuhnya, Perintahkan Pejuang Ukraina Menyerah atau Mati
Menurut salah seorang pejabat pertahanan AS, selama waktu itu pasukan Ukraina telah mengeluarkan beberapa ribu peluru artileri setiap hari.
Pada pekan ini, Pemerintahan Joe Biden mengumumkan telah mengirimkan 40.000 amunisi artileri dan 18 155mm howitzer ke Ukraina.
Tetapi pejabat tersebut menjelaskan, dengan pasukan Ukraina menggunakan ribuan peluru per hari, 40.000 amunisi itu hanya akan bertahan sepekan lebih lama.
Pejabat AS saat ini tengah berusaha untuk meyakinkan sekutunya untuk mengirimkan lebih banyak artileri dan amunisi ke Ukraina, sehingga mereka tak kehabisan ketika serangan terbaru terjadi.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.