Di antaranya, Rusia diajak menjadi mitra pertama dalam program “kemitraan perdamaian” NATO; menerima Rusia sebagai bagian pasukan penjaga perdamaian NATO di Bosnia; serta penandatanganan NATO-Russia Founding Act 1997 yang memberi Moskow suara dalam urusan NATO.
“Lewat itu semua, kami membuka pintu terbuka bagi keanggotaan Rusia di dalam NATO, sesuatu yang saya perjelas kepada (Boris) Yeltsin dan lalu kepada suksesornya, Vladimir Putin,” lanjut Clinton.
Menangggapi klaim Clinton itu, Peskov mengaku “tidak punya informasi” mengenai ajakan Clinton kepada Yeltsin dan Putin.
Namun, ia menegaskan bahwa Washington selalu menolak gagasan bergabungnya Rusia ke NATO.
“Saya tidak punya informasi seperti itu (tulisan Clinton). Namun, saya tahu dengan jelas bahwa Amerika berulang kali menyatakan bahwa keanggotaan (Rusia) seperti itu tidaklah mungkin. Faktanya, berlainan dengan perkataan mereka, pintu itu (NATO) selalu tertutup, karena ini tidaklah mungkin secara prinsipil,” kata Peskov dikutip TASS, Senin (11/4/2022).
Sebelum menginvasi Ukraina, Vladimir Putin pernah menyinggung pembicaraan dengan Bill Clinton mengenai gagasan bergabungnya Rusia ke NATO.
Menurut Putin, respons Clinton waktu itu tidaklah menyambut baik.
Isu bergabungnya Ukraina ke NATO adalah salah satu alasan utama Moskow meluncurkan invasi sejak 24 Februari lalu.
Rusia berulang kali menyatakan kebaratan atas ekspansi NATO ke Eropa Timur.
Sejak Uni Soviet bubar, NATO menambah beberapa anggota, termasuk bekas Uni Soviet dan Pakta Warsawa seperti Estonia, Polandia, Hungaria, dan Republik Ceko.
Baca Juga: Putin Dianggap Blunder Atas Ukraina, Finlandia dan Swedia Kian Dekat Gabung NATO
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.