Pasukan Amerika Serikat dan NATO mencoba mengekang penanaman opium selama dua dekade mereka di Afghanistan dengan membayar petani untuk menanam tanaman alternatif seperti gandum atau kunyit.
Namun upaya mereka digagalkan oleh Taliban, yang menguasai wilayah utama penghasil opium dan memeroleh ratusan juta dolar dari perdagangan tersebut, kata para ahli.
Penulis David Mansfield, yang menulis buku tentang perdagangan opium Afghanistan, mengatakan Taliban akan mengalami kesulitan untuk menegakkan larangan terbaru, karena para petani menginvestasikan sumber daya yang cukup besar untuk tanaman yang siap panen.
"Ini bukan hanya perkara opium (petani), ini uang tunai, dan apa yang dibeli setelah musim dingin akibat kenaikan harga pangan dan krisis ekonomi," cuit Mansfield.
Baca Juga: Taliban Tunjukkan Cara Hukum Para Pecandu Narkoba di Afghanistan
Krisis ekonomi dan kemanusiaan Afghanistan semakin dalam sejak donor asing menghentikan bantuan ke negara itu usai Taliban mengambil alih negara itu pada Agustus tahun lalu.
Mansfield mengatakan larangan itu merupakan upaya Taliban mengalihkan perdebatan politik dari isu-isu seperti "pendidikan anak perempuan dan hak asasi manusia".
Bulan lalu Taliban menutup seluruh sekolah menengah untuk anak perempuan kelas enam ke atas, hanya beberapa jam setelah membukanya kembali untuk pertama kalinya sejak merebut kekuasaan. Tindakan putar balik kebijakan itu kontan memicu kemarahan internasional.
Sementara itu, laporan media Afghanistan mengatakan, produksi opium meningkat di dua provinsi selatan, Kandahar dan Helmand, sejak Taliban kembali berkuasa, tetapi tidak memberikan data.
Afghanistan hampir memonopoli opium dan heroin, menyumbang 80 hingga 90 persen dari produksi global, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.
Jumlah lahan yang digunakan untuk menanam bunga poppy mencapai rekor tertinggi tahun 2017 dan rata-rata 250.000 hektare di seluruh Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data PBB, jumlah lahan bunga poppy meningkat kira-kira empat kali lipat dari luas pada pertengahan 1990-an.
Berdasarkan survei PBB pada tahun 2020, bunga poppy ditanam di 22 dari 34 provinsi Afghanistan.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.