Mereka kini masih memperbaiki dua dari tiga titik tambat yang rusak akibat badai di bagian Laut Hitam Rusia.
Sebelumnya, Rusia menyatakan jika AS dan Eropa jadi menjatuhkan sanksi larangan impor minyak dari, hanya akan merugikan Eropa. Selama ini, Benua Biru memang punya ketergantungan besar terhadap minyak Rusia.
Baca Juga: Alibaba dan Tencent Pangkas Jumlah Karyawan, Puluhan Ribu Orang akan Di-PHK
"Embargo seperti itu akan sangat berdampak serius pada pasar minyak global, sangat berdampak buruk pada keseimbangan energi di benua Eropa," kata Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov.
Menurut Peskov, warga AS tidak akan semenderita rakyat Eropa jika mereka mengembargo minyak Rusia.
“Ini akan sulit bagi orang Eropa. Keputusan seperti itu akan memukul semua orang,” tambahnya.
Rusia juga menegaskan jika minyak mereka tidak bisa di ekspor keluar, Rusia akan menutup pipa gas utamanya ke Jerman, yaitu pipa Nord Stream 1. Sedangkan untuk pipa Nord Stream 2 sudah lebih dulu ditutup oleh Jerman.
Baca Juga: NewsGuard: Algoritma TikTok Suapi Pengguna dengan Konten Disinformasi Soal Konflik Rusia-Ukraina
Kedua pipa itu ada jaringan utama yang menyalurkan migas Rusia ke Eropa. Ada 27 negara yang bergabung dengan Uni Eropa dan 40 persen kebutuhan gas Eropa dipasok oleh Rusia. Sedangkan negara Eropa yang paling bergantung dengan migas Rusia, adalah Jerman.
Sementara harga minyak pada Rabu pagi WIB, mendapat sentimen pendongkrak dari serangan kelompok Houthi Yaman terhadap fasilitas desalinasi energi dan air Saudi selama akhir pekan lalu.
Arab Saudi mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas kekurangan pasokan global setelah serangan oleh Houthi, menandakan Arab Saudi yang semakin frustasi dengan penanganan Washington terhadap Yaman dan Iran.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.