JALUR GAZA, KOMPAS.TV - Victoria Roger, seorang perempuan Ukraina, mengungsi dari negaranya ke Palestina usai Rusia melancarkan invasi sejak 24 Februari lalu. Kini, Victoria tinggal di Jalur Gaza bersama suaminya, Ibrahim Saidam.
Mereka berdua pergi dari Vinnytsia, di barat daya Ukraina, sekitar empat jam perjalanan dari ibu kota Kyiv.
Ibrahim merupakan warga Palestina. Keduanya bertemu di universitas lalu menikah sekitar dua setengah tahun lalu.
“Kami meninggalkan teman-teman dan keluarga kami dan kami tidak tahu mengenai kabar mereka,” kata Victoria kepada Anadolu Agency, Senin (21/3/2022).
Ketika memutuskan pergi ke kampung halaman suaminya, Victoria sempat merasa khawatir karena Jalur Gaza juga bisa menjadi tempat yang berbahaya. Pasalnya, daerah yang telah berada di bawah blokade Israel dan Mesir sejak 2007 itu, masih rentan diserang Israel.
Baca Juga: Atlet Mesir Sorot Standar Ganda Barat dalam Masalah Ukraina dan Palestina
Akan tetapi, Victoria yang merupakan mahasiswi tahun keempat jurusan farmasi, mengakui bahwa saat ini Jalur Gaza lebih aman dibanding Ukraina.
Victoria kini tinggal di rumah keluarga suaminya. Pada awalnya, ia merasa “sulit” meninggalkan negara asal, tetapi kini merasa “sedikit lega” di tengah keluarga suami.
“Suami saya adalah seorang Palestina dari Jalur Gaza. Karena bombardir Rusia, kami tidak punya pilihan selain pergi ke tempat asal suami, yang mana adalah Gaza,” kata Victoria.
Victoria pun mengaku disambut hangat oleh tetangga-tetangga barunya. Ia berharap rakyat di Jalur Gaza dan Ukraina bisa hidup dengan damai dan bahagia.
Suami Victoria, Ibrahim, menyebut situasi di Vinnytsia “menakutkan” dan “sangat hancur”, serupa pengalamannya saat Israel melancarkan serangan-serangan ke Jalur Gaza.
Ibrahim sendiri mengaku akan kembali ke Ukraina bersama istrinya jika perang telah usai. Ia berniat menyelesaikan studi kedokteran yang ditempuhnya.
Ibrahim dan Victoria adalah dua dari sekitar 3,38 juta pengungsi yang telah keluar dari Ukraina sejak invasi Rusia meletus.
Menurut estimasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 6,5 juta orang diperkirakan masih terjebak di Ukraina.
Selain itu, PBB memperkirakan setidaknya 902 warga sipil meninggal dan sekitar 1.459 terluka.
Namun, PBB mengakui bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena kondisi di lapangan membuat verifikasi data sulit dilakukan.
Baca Juga: Minta Bantuan ke Israel, Presiden Ukraina Singgung Holocaust Perang Dunia II
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.