PYONGSONG, KOMPAS.TV - Rezim pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dilaporkan menangkap seorang guru tari di Kota Pyongsong.
Guru tari berusia sekitar 30 tahunan dilaporkan telah ditangkap oleh Kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme.
Ia ditangkap karena mengajari tarian disko yang dianggap sebagai ajaran kapitalis kepada muridnya yang masih remaja bulan lalu.
Dikutip dari The Sun, murid-muridnya pun ditangkap oleh kelompok buatan pemerintah Korea Utara itu.
Baca Juga: Misteri Kim Jong-Un Biayai Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara Terjawab, Ternyata Ini Caranya
Kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme itu berada di bawah Departemen Keamanan dan Kepolisian Korea Utara.
Di bawah Undang-Undang Penghapusan Pemikiran dan Budaya Reaksioner, yang disahkan pada akhir 2020, warga Korea Utara akan dihukum atas sejumlah pelanggaran, termasuk menonton acara TV atau musik dari AS dan Korea Selatan.
Bahkan para pelanggarnya itu mendapatkan hukuman mati.
Sebuah sumber yang meminta anonimitas demi keamanannya mengungkapkan pada pekan lalu tetang penangkapan guru tari tersebut.
“Kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme menangkap seorang guru tari di usia sekitar 30 tahunan, yang mengajarkan tari disko gaya warha asing kepada para siswa pelajar di Yangji-dong, Pyongsong,” ujar sumber itu.
Sumber itu mengungkapkan di lokasi kejadian, ada USB yang berisi lagu asing dan video tari terpasang di samping sebuah TV layar datar.
Baca Juga: Mengejutkan, Ketatnya Penjagaan Pentagon Bisa Ditembus Seekor Ayam
“Para siswa remaja tengah belajar mengikuti tarian yang meniru koreografi di layar,” katanya.
“Kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme menyita USB itu dan membawa sang guru dan siswanya ke markas mereka,” kata sumber itu.
Sumber itu mengatakan pihak berwenang melonggarkan penegakan hukum di sekitar Seollal, liburan Tahun Baru Imlek.
Tetapi kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme dilaporkan meningkatkan kegiatan pada bulan Desember.
Sember lain mengatakan bahwa ia telah mendengar seorang guru tari yang menjalankan kursus tari swasta, setelah kesulitan membayar tagihan gaji seorang guru.
Ia mengklaim siswa bisa mengikuti kursus privat selama satu atau dua jam, setiap dua kali sepekan.
Baca Juga: Mengejutkan, Ketatnya Penjagaan Pentagon Bisa Ditembus Seekor Ayam
“Mereka memilih belajar tarian seperti yang dilakukan di Korea Selatan, China dan Amerika, dibandingkan belajar gaya Korea Utara. Jadi, ia mengajarinya,” ujar sumber itu.
Diduga petugas dari Kelompok Inspeksi Anti-Sosialisme mengawasi rumah sang guru tari dengan pakaian bebas, sebelum melakukan penggerebekan.
Sedangkan sumber ketiga mengklaim, sebagian besar anak-anak itu berasal dari keluarga kaya.
Ia mengatakan orang tua dari siswa-siswa tersebut kemungkinan besar akan dihukum dengan dipaksa keluar dari partai berkuasa, Partai Buruh Korea.
Sumber : The Sun
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.