Di Helsinki, para pemimpin Finlandia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tentang surat yang dikirim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke beberapa negara tentang “keamanan yang tidak dapat dibagi” di Eropa.
Sementara itu, diplomasi tingkat tinggi terjadi di Kyiv di tengah ketidakpastian mendalam atas niat Rusia menggelar sedemikian banyak pasukan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengadakan pertemuan selama tiga jam dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di ibu kota Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga akan mengadakan pembicaraan telepon dengan Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia menggelar lebih dari 100.000 tentara di perbatasan utara dan timur Ukraina, meningkatkan kekhawatiran, Moskow akan menyerang seperti tahun 2014 dan mengacaukan ekonomi Ukraina. Pejabat Rusia menyangkal negaranya merencanakan invasi.
Baca Juga: Latihan Militer Besar, Rusia Kirim Dua Batalyon Rudal S-400 ke Belarusia dan Satu Skadron Su-35
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu kini berada di Minsk untuk memeriksa persiapan latihan perang besar Rusia-Belarus yang dijadwalkan 10 Februari hingga 20 Februari.
Shoigu bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Berbicara tentang latihan tersebut, Lukashenko mengatakan tujuannya adalah “untuk memperkuat perbatasan dengan Ukraina.”
Pada saat yang sama, Kementerian Pertahanan Belarusia menuduh Ukraina melanggar wilayah udara negara itu dengan drone bulan lalu.
Belarusia memanggil atase pertahanan Ukraina dan menyerahkan nota protes atas seringnya pelanggaran perbatasan negara dengan Belarus.
Kyiv menolak tuduhan itu dan menuduh Belarusia bekerja sama dengan Rusia untuk mencoba membuat Ukraina lebih resah.
"Kami meminta Minsk untuk menahan diri dari bermain-main dengan kegiatan destabilisasi Rusia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko di Twitter.
Menteri Pertahanan Ukraina kembali berusaha membuat situasi tenang, dengan mengatakan kemungkinan invasi Rusia "rendah," dan dia menyambut baik perubahan diksi pejabat Amerika Serikat, yang kini berhenti menggunakan istilah "segera" ketika menggambarkan risiko serangan Rusia.
Oleksii Reznikov mengatakan ancaman invasi itu memungkinkan, begitu pula dengan risikonya. Ancaman invasi itu, menurut Reznikov sudah ada sejak 2014, sejak Rusia menjadi agresor.
Namun Reznikov mengatakan, tidak ada alasan untuk panik, takut, lari atau berkemas untuk pergi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.