Kompas TV internasional kompas dunia

WHO: Eropa Catat 7 Juta Kasus Baru Omicron pada Pekan Pertama Januari

Kompas.tv - 11 Januari 2022, 21:21 WIB
who-eropa-catat-7-juta-kasus-baru-omicron-pada-pekan-pertama-januari
Ilustrasi WHO mengumumkan ada lebih dari tujuh juta kasus baru Covid-19 varian Omicron di seantero Eropa pada pekan pertama Januari 2022. (Sumber: Straits Times/EPA-EFE)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

KOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Terdapat lebih dari tujuh juta kasus baru Covid-19 varian Omicron di seantero Eropa pada pekan pertama Januari 2022.

Angka mengkhawatirkan ini dirilis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (11/1/2022).

Menurut Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, kasus baru Omicron meningkat dua kali lipat dalam kurun dua pekan terakhir.

Kluge mengatakan, sebanyak 26 negara Eropa melaporkan 1% populasi terinfeksi Covid-19 setiap pekannya.

Eropa mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak akhir 2021 dan beberapa negara terpaksa menerapkan pembatasan lebih ketat.

Penyebaran Omicron yang awalnya dideteksi Afrika Selatan pun memperparah situasi pandemi.

Pasalnya, varian ini bertransmisi “lebih cepat dan luas” dibanding varian-varian lain.

Baca Juga: Wanti-wanti Gelombang 3, Menkes Budi: Walaupun Naiknya Cepat, Tapi Omicron Ini Juga Turunnya Cepat!

“Sebanyak 50 dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah kini telah melaporkan kasus Omicron. Ini cepat menjadi varian dominan di Eropa Barat dan kini menyebar ke Balkan,” kata Kluge.

Kluge pun mengkhawatirkan penyebaran Covid-19 ke Balkan dan Eropa Timur.

Dua kawasan ini umumnya berbekal tingkat vaksinasi lebih rendah dibanding tetangganya di Eropa Barat.

Kluge bahkan menyebut bahwa Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), lembaga riset kesehatan global asal Washington, memprediksi 50% populasi Balkan bisa terinfeksi Omicron dalam enam atau delapan pekan ke depan.

Direktur WHO Eropa ini menyebut vaksinasi masih menjadi perlindungan efektif dari gejala serius akibat Covid-19, termasuk Omicorn.

Namun, skala transmisi yang terlalu besar membuat tingkat rawat inap turut meningkat, termasuk di negara dengan tingkat vaksinasi tinggi.

Kluge meminta negara-negara maju untuk tidak menyuntikkan vaksin booster secara bebas.

Menurutnya, dosis booster sedianya diperuntukkan kelompok rentan seperti lansia dan pekerja kesehatan.

Ia meminta vaksin didistribusikan secara merata.

Transmisi cepat Omicron membuatnya khawatir dampak pandemi di negara dengan tingkat vaksinasi rendah.

“Kita belum melihat dampaknya (varian Omicron) di negara-negara dengan tingkat vaksinasi lebih yang mana orang yang tidak divaksin akan mengembangkan gejala lebih serius,” kata Kluge.

Baca Juga: Polisi Spanyol Gerebek Pesta Seks di Malam Tahun Baru ketika Varian Omicron Sapu Eropa




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x