Meski kasus melonjak, sejumlah tempat pengujian di Sydney tutup selama liburan dan tempat-tempat yang masih dibuka menghadapi antrean panjang.
"Ini gila," kata Hayden Anderson (44 tahun) yang mengidap kanker hati kepada Reuters. "Kenapa semua tempat tes ditutup?"
Anderson menjalani tes PCR setelah seorang temannya positif terinfeksi virus corona sesaat sebelum Natal. Ketika dia akan menjalani tes, tempatnya tutup.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Dirikan Lembaga Pendidikan di Australia, Namanya Muhammadiyah Australia College
Setelah melihat antrean panjang di tempat lain, dia memutuskan untuk melakukan tes cepat antigen di rumah. Namun di tengah lonjakan kasus, dia khawatir akan sulit mendapatkan tes PCR seperti yang diharuskan sebelum jadwal kemoterapinya pada 11 Januari.
"Bagai memakan buah simalakama," kata dia.
Australia dilanda wabah varian Omicron yang menular cepat. Kasus baru di negara itu pada Selasa mendekati angka 18.300, melampaui rekor tertinggi pada gelombang sebelumnya yang sekitar 11.300 kasus.
Angka kasus harian mencapai rekor tertinggi di sebagian besar negara bagian. New South Wales, tempat Sydney berada dan paling padat penduduknya, melaporkan peningkatan infeksi hampir dua kali lipat menjadi 11.201.
Meski Omicron menyebar dengan cepat, Morrison sejauh ini menghindari penguncian (lockdown) dan mendesak masyarakat untuk fokus pada jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.
Kasus rawat inap memang meningkat, namun jumlahnya masih di bawah puncak gelombang Delta.
Terlepas dari hantaman Omicron dan Delta, dampak Covid-19 di Australia masih tergolong paling rendah di dunia berkat aturan pembatasan sosial dan penutupan perbatasan yang ketat.
Sejauh ini, negara itu mencatat sekitar 341.500 kasus dan 2.210 kematian.
Sebagian besar negara bagian di Australia kini mulai hidup berdampingan dengan virus corona menyusul tingginya tingkat vaksinasi.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.