Mufti Arab Saudi Tolak Resolusi PBB soal Orientasi Seksual, Dinilai Bertentangan dengan Sejarah

RIYADH, KOMPAS.TV - Mufti Agung Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al-Sheikh secara terbuka menolak resolusi PBB terkait orientasi seksual dan identitas. Ia juga meminta agar Arab Saudi kembali menegaskan posisinya, meskipun kerajaan tersebut sedang mengubah citranya jadi lebih modern.

“Resolusi tidak disetujui (oleh Arab Saudi) karena bertentangan dengan identitas Arab dan sejarah Islam,” katanya seperti dikutip KOMPAS TV dari Saudi Gazette, Rabu (29/12).

Bahkan, dalam kesempatan itu, ulama senior Arab Saudi itu menyebut bahwa orientasi seksual seperti LGBT adalah sebuah kejahatan yang keji.

“Mereka tercela di dunia dan di akhirat,” katanya.

Baca Juga: Intelijen AS Curigai Arab Saudi Bangun Rudal Balistik dengan Bantuan China, Ada Gambar Satelitnya

Ia bahkan menekankan, Arab Saudi di bawah kepemimpinan Pangeran Muhammad bin Salman harus sekali lagi menegaskan posisinya sebagai penjaga dua masjid suci, Mekah dan Madinah, atas pelbagai slogan palsu yang disebutnya mencederai hak asasi manusia yang dibungkus demokrasi.

“Saat ini seluruh dunia dirundung klaim palsu, slogan-slogan korup, dan penyimpangan. Ini semua dimaksudkan untuk melucuti manusia dari kemanusiaannya dan dari karakteristik terbaik yang telah dimuliakan oleh Tuhan,” kata dia.

Sebelumnya, Abdullah Al-Mouallimi, perwakilan tetap Arab Saudi untuk PBB, menolak resolusi PBB terkait demokrasi yang  memasukkan istilah orientasi seksual dan identitas gender.

Baca Juga: Cetak Rekor, 700.000 Pengunjung Hadir di Festival Musik MDLBeast Soundstorm di Riyadh, Arab Saudi,

Arab Saudi mengatakan bahwa ketentuan dalam resolusi tersebut bertentangan dengan sejarah negerinya, serta bertentangan dengan suara dan undang-undang di banyak negara.

Isu terkait LGBT menyeruak kembali di tengah gencarnya Arab Saudi mengubah citra negerinya dengan memudahkan di level bisnis, serta menjadikan citra konservatif yang melekat di negeri itu menjadi lebih reformis dan modern.