GENEVA, KOMPAS.TV - Pfizer Inc mengatakan akan mengizinkan produsen obat generik untuk memasok pil antivirus eksperimental Covid-19 ke 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah melalui perjanjian lisensi dengan kelompok kesehatan masyarakat internasional, Medicines Patent Pool MPP.
Pernyataan Pfizer itu diungkap hari Selasa (16/11/2021) seperti dilansir Straits Times.
Perjanjian lisensi sukarela antara Pfizer dan MPP akan memungkinkan PBB untuk memberikan sub-lisensi kepada produsen obat generik yang memenuhi syarat untuk membuat versi PF-07321332 mereka sendiri.
Pfizer akan menjual pil yang diproduksinya dengan nama merek Paxlovid.
Pfizer, pembuat salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan, mengatakan, pil itu mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian bagi orang dewasa yang berisiko penyakit parah hingga 89 persen dalam uji klinisnya.
Obat tersebut akan digunakan dalam kombinasi dengan ritonavir, obat HIV yang sudah tersedia secara umum.
Kesepakatan lisensi Pfizer mengikuti pengaturan serupa oleh saingannya Merck untuk pembuatan generik pengobatan Covid-19-nya.
Baca Juga: Pfizer Umumkan Hasil Uji Obat Covid-19 Paxlovid, Ini Perbandingannya dengan Molnupiravir dari Merck
Kesepakatan tersebut adalah pengaturan yang tidak lazim, dimana pembuat obat mengakui kebutuhan mendesak untuk perawatan yang efektif, sementara mereka mendapat tekanan untuk membuat obat mereka dapat diakses dengan biaya yang sangat rendah.
"Kami sangat senang memiliki senjata lain di gudang senjata kami untuk melindungi orang dari kerusakan akibat Covid-19," kata Charles Gore, direktur eksekutif Medicines Patent Pool, dalam sebuah wawancara.
Gore berharap, versi generik dari obat Pfizer akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang.
Sebanyak 95 negara dalam perjanjian lisensi ini mencakup sekitar 53 persen populasi dunia dan semua negara berpenghasilan rendah serta menengah ke bawah. Ini termasuk beberapa negara berpenghasilan menengah ke atas di Afrika Sub-Sahara.
Mereka juga termasuk negara-negara yang sudah bertransisi dari status pendapatan menengah-ke-bawah ke menengah-ke-atas dalam lima tahun terakhir, kata Pfizer dan MPP.
"Kami percaya perawatan antivirus oral dapat memainkan peran penting dalam mengurangi keparahan infeksi Covid-19... Kita harus bekerja untuk memastikan bahwa semua orang -- terlepas dari tempat tinggal atau keadaan mereka -- memiliki akses ke terobosan ini," kata kepala eksekutif Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.
Pfizer akan membebaskan royalti atas penjualan obat mereka di negara-negara berpenghasilan rendah.
Pfizer juga akan membebaskan royalti penjualan itu di negara-negara lain yang ada dalam perjanjian. Dengan catatan, selama Covid-19 tetap diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Baca Juga: Pfizer Umumkan Obat Covid-19 Paxlovid, Diklaim 89 Persen Efektif Cegah Rawat Inap dan Kematian
Obat Covid-19 buatan Pfizer akan sangat diminati. Pfizer mengharapkan bisa memproduksi 180.000 paket perawatan pada akhir bulan depan dan setidaknya 50 juta paket perawatan pada akhir 2022.
Meski begitu, pembuat obat itu bisa kewalahan untuk memasok 47 persen populasi dunia.
Seorang eksekutif Pfizer mengatakan pekan lalu, pasar obat itu mungkin mencapai 150 juta orang dan banyak negara mungkin juga tertarik membeli untuk cadangan strategis mereka.
Pfizer mengatakan akan menjual pasokan yang dihasilkannya menggunakan pendekatan harga berjenjang berdasarkan tingkat pendapatan masing-masing negara.
Di Amerika Serikat, Merck memperkirakan harga pengobatannya mendekati harga obatnya, sekitar US$700 paket perawatan.
Merck memiliki perjanjian lisensi untuk obat Covid-19, Molnupiravir, di lebih dari 100 negara.
Namun, beberapa pejabat kesehatan internasional mengatakan, obat itu tidak cukup untuk menjangkau banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam jumlah yang cukup besar.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.