DUBAI, KOMPAS.TV - Pameran Dirgantara dua tahunan Dubai Airshow dibuka hari Minggu (14/11/2021), di tengah dunia dan industri penerbangan yang terpukul keras oleh pandemi Covid-19, dan masih dalam pemulihan.
Boeing dan Airbus secara tradisional menjadi bintang pameran dagang penerbangan ini, bersaing untuk pembelian bernilai miliaran dolar maskapai penerbangan berbasis di Teluk Arab.
Namun tahun ini, pameran dirgantara yang berlangsung selama lima hari tersebut diperkirakan akan lebih sepi dari sebelumnya, karena kondisi penerbangan dan perjalanan yang masih sepi di tengah pandemi Covid-19, seperti dilansir Associated Press, Minggu (14/11/2021).
Sebaliknya, di hari pertama pameran dirgantara, yang membetot perhatian adalah perangkat keras pertahanan dan militer dari negara-negara seperti Rusia dan Israel.
Kesepakatan komersial hari itu oleh Airbus dengan penjualan 255 pesawat baru ke berbagai maskapai berbiaya rendah Mitra dari Indigo Partners.
Perjanjian pembelian Indigo Parnters itu di antaranya untuk Wizz Air yang membeli 102 pesawat baru, Frontier AS dengan 91 pesawat, Volaris Meksiko dengan 39 pesawat, dan JetSmart Amerika Selatan dengan 23 pesawat.
Paket pembelian itu terdiri dari campuran pesawat A321neo dan A321XLR.
Pada daftar harga pra-pandemi Airbus, pesanan akan mencapai jauh di atas USD30 miliar. Airbus dilaporkan menolak untuk memberikan rincian harga jual.
Airbus juga mendapatkan pesanan untuk dua pesawat pengisian bahan bakar udara A330 tambahan dari Angkatan Udara Uni Emirat Arab, membuat UEA memiliki pesawat tanker ke lima dari Airbus.
Baca Juga: Indonesia Bawa Komitmen Investasi Jumbo Rp457 T dari Uni Emirat Arab
Bintang di luar ruang pameran adalah jet tempur Skakmat Rusia, ditunjukkan kepada pers di hanggar yang dibuat khusus dengan tampilan lampu laser yang memantul dari langit-langit cermin.
Jet tempur seharga USD35 juta itu adalah pesaing yang lebih murah dari F-35 Amerika Serikat, yang telah coba diperoleh UEA sejak secara resmi mengakui Israel tahun lalu dalam kesepakatan yang ditengahi oleh pemerintahan Trump. Penjualan itu mulai melambat di bawah Presiden AS Joe Biden.
Dalam video promosi yang dramatis, Skakmat membubung melalui langit oranye yang terbakar, meledakkan target di padang pasir saat musik menggelegar di latar belakang dan suara gemuruh menggetarkan fitur pesawat.
“Idenya lahir saat kami menggunakan semua pengalaman yang didapat Rusia selama operasinya di Suriah dan banyak fitur pesawat berasal dari situasi realistis yang kami alami,” kata CEO United Aircraft Corporation UAC Yuri Slyusar melalui penerjemah pada pembukaan tersebut.
Dalam perang saudara yang menghancurkan Suriah, jet tempur Rusia mendukung pasukan Presiden Bashar Assad.
UAC adalah perusahaan induk Rostec milik negara, perusahaan induk pembuat jet tempur Checkmate atau skakmat. Produksi jet diharapkan akan dimulai pada 2025.
Lebih dari 100 perusahaan Amerika berpameran di pertunjukan udara, termasuk raksasa pertahanan Lockheed Martin dan Raytheon.
“Kami berkomitmen untuk memperdalam dan memperkuat hubungan strategis yang vital ini,” kata Sean Murphy, kuasa usaha Kedutaan Besar AS.
Pada pembukaan paviliun AS, ia juga berterima kasih kepada UEA atas bantuannya dalam evakuasi pimpinan AS dari Afghanistan.
Baca Juga: China Pamerkan Alutsista Udara Tercanggih dan Terbaru di Pameran Dirgantara Zhuhai Tahun ini
Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menjelajahi landasan di luar stan perusahaan kedirgantaraan Brasil yang ikonik Embraer, memeriksa interior pesawat angkut C-390 Millennium, tersenyum dan melambai kepada kerumunan wartawan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.