OKLAHOMA, KOMPAS.TV - Seorang napi hukuman mati di Amerika Serikat (AS) dikabarkan sempat histeris dan mengeluarkan sumpah serapah saat akan dieksekusi mati.
Bahkan, ia sempat muntah dan kemudian kehilangan kesadarannya sebelum akhirnya dihukum mati.
John Marion Grant, 60 tahun akhirnya dihukum mati Kamis (28/10/2021) malam.
Hukuman mati itu diberikan kepadanya setelah ia membunuh seorang staf penjara.
Baca Juga: Selebgram Pose Seksi di Depan Peti Mati Ayahnya Banjir Kritikan, Ternyata Ini Alasannya
Sebelum dieksekusi mati, Grant sempat mempertanyakan prosedur pelaksanaan hukuman matinya.
Ia sempat mempertanyakan penggunaan Midazolam, yang biasa digunakan untuk eksekusi dengan kadar tinggi dan dikabarkan memiliki masalah.
Ia mengklaim obat bius tersebut tak cukup kuat.
Meski begitu, eksekusi tetap dilanjutkan dan dilaksanakan di Penjara Negara Bagian Oklahoma.
Dikutip dari Daily Star, saksi mata sempat melihat Grant berteriak sejak awal akan dieksekusi.
Ini menjadi eksekusi pertama yang dilakukan Negara Bagian Oklahoma, sejak lebih dari 6 tahun lalu karena perdebatan terkait obat untuk suntik mati, setelah eksekusi mati yang gagal pada 2014 dan 2015.
Pada salah satu kasus pertama, petugas mengakui telah menggunakan kombinasi obat yang salah.
Grant dihukum mati pada 1998, setelah membunuh Gay Carter, seorang pekerja kafetaria di penjara, tempat ia ditahan karena perampokan.
Baca Juga: Remaja Ini Disambar Petir Tapi Selamat Berkat Sepatunya, Bagaimana Mungkin?
Ketika itu, Carter ditusuk oleh Grant sebanyak 16 kali.
Sebelum dihukum mati, Grant meminta perjamuan besar sebagai makanan terakhirnya.
Ia memakan dua burger bacon keju dengan bawang, tomat, acar, selada dan mustard.
Ia juga meminta setengah galon es Neapolitan, sekantong besar kripik rasa barbekyu, sebungkus besar kue sandwich, dan sebotol minuman soda Mr. Pibb.
Sebelumnya, jutaan orang dikabarkan telah membuat petisi yang meminta hukuman mati Grant dicabut.
Baca Juga: Sierra Leone Hapus Hukuman Mati, Belum Pernah Eksekusi Lagi Sejak 1998
Namun keluarga Carter menegaskan, hukuman tersebut memang pantas diterima oleh Grant.
“Setidaknya kami bisa mendapatkan keadilan bagi orang tercinta kami,” ujar Pamela Carter, putri dari Gay Carter.
“Bahkan setelah ia dipindahkan dari masyarakat, ia masih mampu melakukan aksi kejahatan dengan mengambil nyawa orang tak bersalah,” tambahnya.
Sementara itu, Penjara Negara Bagian belum berkomentar terkait apa yang terjadi saat Grant akan dieksekusi.
Sumber : Daily Star
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.