Baca Juga: Mata-mata Rusia Dituduh Curi Data Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk Ciptakan Sputnik V
Salah satu faktor penghambat adalah proses produksi yang sangat rumit dan tidak menjanjikan hasil konsisten. Pihak produsen vaksin tidak bisa menjamin kualitas hasil karena pengaruh berbagai variabel.
Sputnik V sendiri memiliki efek dosis pertama dan dosis kedua yang berbeda. Para pembuat vaksin dilaporkan kesulitan dalam produksi dosis kedua.
Hal tersebut membuat sejumlah negara memakai vaksin lain untuk melengkapi dosis pertama Sputnik V.
Di lain sisi, Rusia mencoba mengembangkan kapasitas dan jangkauan produksi vaksin Sputnik V untuk memenuhi permintaan. Rusia disebut telah menyetujui kontrak dengan 25 tempat produksi vaksin di 14 negara.
CEO Dana Investasi Rusia (RDIF), lembaga yang menangani pemasaran vaksin, Kirill Dmitriev pun menyebut bahwa masalah pasokan kini telah berhasil diatasi.
“Tidak ada satu pun pembuat vaksin di dunia ini yang tidak punya masalah pemenuhan pasokan,” kata Dmitriev kepada Associated Press.
Airfinity, sebuah firma analisis data sains, memperkirakan bahwa 62 negara telah meneken pembelian sekitar satu miliar dosis Sputnik V.
Akan tetapi, Moskow disebut baru mengekspor 48 juta dosis. Kebisaan Rusia untuk memenuhi permintaan pasokan pun belum jelas akan dipenuhi pada 2021 atau lebih lama.
Baca Juga: Rusia Setujui Uji Coba Vaksin Covid-19 Campuran AstraZeneca dan Sputnik V
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.