"Sejak 2009 kita telah kehilangan lebih banyak karang di seluruh dunia daripada semua karang hidup di Australia," kata direktur eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) Inger Anderson.
"Kita bisa membalikkan kerugian, tapi kita harus bertindak sekarang."
Panel penasihat ilmu iklim PBB, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, memproyeksikan dengan "keyakinan tinggi" bahwa pemanasan global 1,5 derajat Celsius di atas tingkat era pra-industri akan membuat 70 hingga 90 persen dari semua terumbu karang musnah.
Bila kenaikan suhunya sebesar 2 derajat Celsius, kurang dari 1 persen terumbu karang dunia yang akan bertahan.
Suhu rata-rata permukaan bumi selama ini meningkat sebesar 1,1 derajat C di atas patokan itu.
Laporan berjudul Status Of Coral Reefs Of The World: 2020, menemukan alasan untuk optimisme yang berhati-hati.
"Beberapa terumbu menunjukkan kemampuan luar biasa untuk bangkit kembali, menawarkan harapan untuk pemulihan terumbu yang rusak di masa depan," kata Dr Hardisty.
"Segitiga Terumbu Karang" Asia Timur dan Tenggara, yang berisi hampir 30 persen terumbu karang dunia, terkena dampak lebih ringan oleh kenaikan suhu air laut selama dekade terakhir, dan dalam beberapa kasus menunjukkan pemulihan.
Ketahanan ini dapat disebabkan oleh spesies yang unik di wilayah tersebut, yang berpotensi menawarkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan karang di tempat lain, kata para penulis laporan itu.
Berdasarkan hampir dua juta titik data dari 12.000 situs yang mencakup 73 negara sepanjang 40 tahun pemantauan, laporan tersebut merupakan survei global keenam dan yang pertama sejak 2008.
Untuk mengukur perubahan dari waktu ke waktu, para peneliti membandingkan area yang ditutupi oleh karang keras hidup yang sehat dengan area yang diambil alih oleh alga, yang merupakan tanda kerusakan karang.
Laporan ini dilakukan dengan dukungan dari UNEP dan Inisiatif Terumbu Karang Internasional, kemitraan pemerintah dan organisasi penelitian yang berfokus pada pelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait.
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.