Mereka kabur ke Pakistan menggunakan bus yang berasal dari bantuan yayasan yang berbasis di Inggris.
Narges mengungkapkan, mereka menghabiskan banyak waktu di perbatasan, dengan kelompol Taliban yang selalu mengancam mereka.
Bahkan beberapa gadis dipukuli, dan mereka tidak menyerah.
“Ini sangat berat bagi kami. Taliban sangat kejam. Mereka mengancam kami,” tuturnya.
Narges mengungkapkan bagaimana Taliban mengancam akan membunuh mereka jika tak mampu melewati perbatasan.
Banyak dari pemain remaja dan masih muda pergi dengan keluarga dan saudaranya.
Sebanyak 129 pemain dan keluarganya kini tinggal di sebuah hotel di Lahore.
Namun, visa Pakistan mereka akan habis pada 12 Oktober.
Baca Juga: Viral Video Kartel Narkoba Eksekusi Mati Rivalnya, 4 Jasad Ditinggalkan di Depan Kantor Wali Kota
“Kami takut akan masalah ini. Masih belum ada negara yang menerima kami sebagai pengungsi,” ujarnya.
“Kami tak tahu setelah hari ini apa yang akan terjadi dan apa yang bisa kami lakukan,” sambungnya.
Mereka sebenarnya menerima pesan dukungan dari sejumlah klub Premier League, termasuk Leeds United.
Namun, perlu kekuasaan dari Departemen Dalam Negeri untuk memberikan mereka suaka.
Sumber : Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.