KABUL, KOMPAS.TV - Taliban merebut salah satu vila mewah milik mantan Wakil Presiden Afghanistan Abdul Rashid Dostum di Kabul.
Vila mewah tersebut telah diduduki Taliban sejak merebut Kabul, 15 Agustus lalu.
Mewahnya vila yang dimiliki Dostum tersebut menjadi sebuah anomali tersendiri jika melihat kesejahteraan warga Kabul.
Taliban menegaskan bahwa vila mewah milik Dostum tersebut sebagai bukti menjalarnya korupsi di Pemerintah Afghanistan.
Baca Juga: Taliban Perbolehkan Perempuan Bersekolah, tapi Harus Terpisah dari Pria
Dostum merupakan wakil Presiden Afghanistan dari September 2014 hingga Februari 2020.
Ia juga merupakan predesor dari Amrullah Saleh.
Pada sebuah foto yang diambil saat perebutan vila tersebut, terlihat adanya koridor yang seperti tanpa akhir dengan karpet berwarna hijau apel.
Selain itu ada sofa mewah serta tujuh tanki air yang berisi ikan-ikan eksotis.
Lampu gantung besar juga terlihat di aula yang luas dan kolam renang yang dilengkapi dengan ubin pirus.
Bahkan di vila tersebut juga tersedia sauna, pemandian uap Turki, dan fasilitas gym yang lengkap.
Meski berhasil menduduki vila mewah tersebut, Komandan Taliban Qari Salahuddin Ayoubi yang kini mendudukinya menegaskan, kemewahan itu tak akan digunakan Taliban.
“Islam tak ingin kami memiliki kehidupan yang mewah,” ujar Ayoubi kepada AFP dikutip dari India Today.
Ia pun menegaskan bahwa kemewahan akan datang dari surga, yaitu kehidupan setelah kematian.
Pemilik vila mewah tersebut, Dostum, merupakan sosok terkenal dalam sejarah Afghanistan baru-baru ini.
Baca Juga: Pencari Suaka Asal Somalia Serang Lima Orang di Italia
Ia merupakan anggota pasukan khusus, pemimpin komunis, komandan perang, dan mantan Wakil Presiden Afghanistan.
Meski sejumlah kejahatan perang dikaitkan dengan pasukan Dostum, Pemerintah Afghanistan sempat berharap pasukan dan kebencian mereka terhadap Taliban akan sangat membantu.
Namun, tembok pertahanan pasukan Dostum berhasil dijatuhkan Taliban dan pria 67 tahun itu harus lari ke Uzbekistan.
Dostum sendiri dicurigai mendapat pendapatan besar dari korupsi dan penggelapan, yang kemudian membuat Pemerintahan Afghanistan sebelumnya didiskreditkan.
Sumber : India Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.