Dikenal sebagai "kapal kargo gurun pasir", karena pernah digunakan untuk transportasi melintasi pasir semenanjung Arab, unta adalah simbol budaya tradisional Teluk.
Sekarang, setelah digantikan oleh kendaraan sport yang boros bahan bakar sebagai moda transportasi utama, mereka digunakan untuk balap, daging dan susu.
"Kami telah mengkloning beberapa unta betina yang menghasilkan lebih dari 35 liter susu sehari," kata Dr Wani, dibandingkan dengan rata-rata lima liter pada unta normal.
Baca Juga: Lintasan Balap Sudah Siap, Arab Saudi Gelar Festival dan Balap Unta Putra Mahkota Minggu Depan
Susu unta biasanya ditemukan di samping susu biasa di supermarket di Teluk, sedangkan produk daging seperti carpaccio unta disajikan di restoran mewah.
Mengkloning anjing, sapi, dan kuda sangat populer di banyak negara, meskipun kelompok hak asasi hewan mengatakan proses tersebut menyebabkan penderitaan yang tidak semestinya bagi hewan yang menyediakan sel telur dan membawa embrio.
Dengan pesanan yang mengalir deras ke klinik kloning unta di Uni Emirat Arab, satu-satunya fasilitas seperti itu di Teluk, para ilmuwan mulai mengembangkan teknik baru untuk mengimbangi laju pesanan.
Unta betina hanya melahirkan satu anak setiap dua tahun, termasuk masa kehamilan 13 bulan.
Namun pusat penangkaran menggunakan teknik surrogacy untuk meningkatkan jumlah keturunan, baik dari kloning maupun pembiakan tradisional.
"Dalam proses ini, yang kami sebut ovulasi ganda dan transfer embrio, kami menstimulasi betina juara dan membiakkannya dengan pejantan juara," jelas Dr Wani.
"Kami mengumpulkan embrio dari betina ini setelah tujuh hingga delapan hari dan kemudian kami memasukkannya ke dalam ibu pengganti, yang merupakan hewan yang sangat biasa."
Sebagai alternatif, unta kloning dapat dibuat dengan menempatkan DNA dari sel-sel di ovarium hewan yang diinginkan ke dalam telur yang diambil dari ibu pengganti.
"Ibu-ibu unta ini membawa bayi-bayi itu dalam kandungan hingga cukup bulan, dan alih-alih menghasilkan satu bayi pada satu waktu dalam setahun, kami dapat menghasilkan banyak anak unta dari hewan-hewan ini."
Kloning bukan hanya untuk mereka yang ingin memiliki unta elite. Terkadang, klien hanya ingin mereproduksi hewan kesayangan setelah kematian mendadak.
Dr Wani, yang mulai bekerja di klinik tersebut pada tahun 2003, mengatakan momen paling membanggakannya adalah kelahiran Injaz, dan pengalaman yang terburuk adalah kematiannya.
"Dia meninggal tahun ini," katanya. "Ketika kami datang di pagi hari, rahimnya pecah. Kami berusaha menyelamatkannya sebisa mungkin. Ini adalah saat yang paling menyedihkan."
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.