Melihat Hamid Karzai menerima kunjungan tokoh yang selama ini selalu berusaha membunuhnya, semua kemudian terlihat seperti menjadi lingkaran penuh.
Pada bulan Desember 2001, setelah penggulingan Taliban, Karzai ditunjuk sebagai ketua pemerintahan transisi pada pembicaraan yang disponsori PBB di Bonn, Jerman yang berjanji untuk bekerja menuju demokrasi.
Sebuah majelis tradisional Afghanistan bernama Loya Jirga kemudian mengukuhkannya sebagai presiden pemerintah transisi yang membuka jalan bagi kepemimpinannya di republik yang baru dibentuk itu.
Banyak juga kritik terhadap Karzai, tapi redup oleh pujian yang menghujani Karzai, dan bahkan membuatnya mendapatkan nominasi untuk Hadiah Nobel.
Klaim kecurangan pemilu menodai pemilihan presiden kedua Afghanistan, dimana Karzai menyatakan menang setelah penantang Abdullah Abdullah meninggalkan putaran kedua pemungutan suara.
Baca Juga: Taliban Berjanji akan Bentuk Pemerintahan Islam yang Inklusif di Afghanistan
Terpilihnya Barack Obama dan lengsernya mantan pelindungnya George W. Bush seperti menyiapkan laga pertumpahan darah berikutnya, ketika Amerika Serikat (AS) mengerahkan lebih dari 100.000 tentara tambahan ke Afghanistan untuk mengalahkan ancaman Taliban yang saat itu makin meningkat.
Selama bertahun-tahun, Karzai memperingatkan, tindakan ofensif militer kontra-pemberontakan AS dan pemerintah Afghanistan terhadap Taliban di Afghanistan Selatan hanya menghidupkan kembali kelompok itu. Karzai memohon kepada Washington untuk memfokuskan upaya mereka untuk memaksa Pakistan menumpas kepemimpinan milisi di pengasingan.
Bahkan ketika Taliban melancarkan berbagai serangan bom terhadap Kabul, Karzai bersikeras bahwa Taliban harus masuk dalam seluruh bingkai pembicaraan, bahkan menuai kritik keras ketika dia menyebut para militan sebagai "saudara".
Tetapi permintaannya sebagian besar diabaikan.
Dia akhirnya kehilangan dukungan dari Barat, dengan pejabat Amerika dan media secara rutin menempelkan label korupsi terhadap pemerintahannya, bahkan ketika AS membanjiri Afghanistan dengan miliaran dolar ke dalam ekonomi agraris yang miskin, kondisi yang membuat korupsi menjadi tak terelakkan.
Setelah menyelesaikan masa jabatan keduanya, Karzai meredup setelah Ashraf Ghani tampi sebagai presiden baru.
"Jika kita ingin melihat solusi politik, Hamid Karzai harus memainkan peran kunci di dalamnya," ujar Ibrahim Bahiss, konsultan International Crisis Group.
"Dia sosok pemersatu dalam banyak hal," tambahnya, menyoroti reputasi Karzai untuk menyatukan "faksi yang berbeda" selama kepresidenannya.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.