Baca Juga: Kuburan Massal Korban Pembantaian Nazi Ditemukan di Hutan, Ada Lebih dari 25 Kerangka di Dalamnya
“Di kamp konsentrasi Stutthof, semua napi, pria, perempuan dan anak-anak diharuskan bekerja. Kerja keras yang melebihi kekuatan manusia menentukan ritme hidup dan mati di kamp,” tuturnya.
“Stutthof termasuk ke dalam kamp-kamp di mana kondisi kehidupan yang sangat sulit terjadi,” tambah Grabowska-Chalka.
Furchner, yang nama sebelumnya memiliki nama keluarga Dirksen, ditugaskan sebagai sekretaris dari Komandan kamp Stutthof, Paul Werner Hoppe.
Di tempat itulah ia bertemu dengan pria yang kemudian menjadi suaminya, anggota SS, Heinz Furchner.
Pihak Kejaksaan mulai menginvestigasi laporan SS Furchner pada 2019, dan telah mewawancarai penyintas Stutthof yang kini tinggal di Israel.
Dari laporan tersebut ditemukan pada 22 Juli 1944, SS-Oberstumbanfuehrer, Paul Maurer memerintahkan sejumlah tahanan yang tak ditentukan akan dideportasi dari Stutthof ke Auschwitz untuk dimusnahkan.
Empat hari kemudian, daftar napi yang ditranfer telah dituliskan di kantor komandan kamp Stutthof.
Pada hari yang sama Hoppe memberikan konfirmasi via radio bahwa pemindahan tengah dilakukan.
Baca Juga: Sesumbar Langgar Aturan Karantina, Perempuan Inggris ini akan Dideportasi dari Australia
Pihak kejaksaan pun meyakini bahwa tanda konfirmasi itu pasti diketik oleh Furchner.
Persidangan Furchner rencananya akan dimulai 30 September 2021.
Sebelumnya pada Mei lalu, pengadilan Jerman memutuskan mantan penjaga Stutthof bernama Harry S dan berusia 96 tahun tak cukup bugar untuk melakukan persidangan karena dakwaan yang sama.
Padahal, memiliki kemungkinan yang tinggi ia bersalah atas dakwaan tersebut.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.